REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- "Ayah..ayah ... Ayah." Itulah kata yang keluar dari mulut mungil Jihan Jalillah, balita yang baru berusia 13 bulan ini. Meskipun pelapalannya belum begitu jelas, tetapi balita cantik ini terus memanggil ayahnya sembari nangis.
Jihan, adalah salah satu penumpang Bus Bima Suci Nopol A 7520 CS, yang selamat. Bus tersebut, mengalami kecelakaan di Tol Cipularang KM 70+400, tepatnya di Kampung Sukamanah, Desa Cigelam, Kecamatan Babakan Cikao, Purwakarta, Senin (28/1) sekitar pukul 09.30 WIB.
Namun tragis, balita ini harus menjadi anak yatim di usianya yang masih sangat muda. Sebab, ayah kandungnya Jalaludin (24 tahun) meninggal dunia akibat kejadian kecelakaan itu. Ajaibnya, bayi yang memakai kaos berwarna pink ini, selamat dan tak mengalami luka apapun.
Baca juga, Ini Korban Kecelakaan Maut Cipularang yang Teridentifikasi.
Nuryani (42 tahun) nenek Jihan Jalillah, tak kuasa menahan tangis saat mendapati cucunya itu sedang digendong RSU MH Thamrin. Sedari pukul 12.30 WIB, Jihan terlihat menangis. Sejumlah perawat, berusaha menenangkan balita tersebut dengan digendong dan diberi makanan.
"Tapi, Jihan tetap menangis. Bagaimana tidak, ibu kandungnya yaitu anak saya, Reni Yuliani (20 tahun) terbaring tak berdaya," ujar Nuryani, kepada //Republika//, Senin (28/1).
Kesedihan Nuryani ini semakin menjadi. Tatkala, melihat putrinya menangis kesakitan. Sebab, bahu sebelah kirinya dikabarkan patah, akibat kecelakaan itu. Tak hanya itu, air mata Nuryani menetes deras saat mendengar kabar, kalau menantunya Jalaludin meninggal dunia dan berada di RS Siloam. Tetapi, kesedihan Nuryani ini terpaksa harus disembunyikan. Terlebih lagi dihadapan anaknya.
"Anak saya belum mengetahui, jika suaminya meninggal," ujarnya sambil memeluk Jihan.
Nuryani menyeritakan, tidak ada firasat apapun sebelum kejadian kecelakaan yang merenggut nyawa menantunya itu. Tetapi, saat Reni dan Jalaludin pamitan mau menjenguk orang tuanya di Rangkasbitung, Nuryani sempat melarangnya.
"Jangan pergi Ren, nanti saja ke kampungnya bila lebaran," ujar Nuryani.
Tetapi, anaknya itu kekeuh ingin pergi ke rumah mertuanya. Karenanya, jam delapan lebih, Reni dan Jalaludin beserta Jihan pamit pergi. Mereka, mencegat bus dari daerah Cikalong Wetan.
Setelah anaknya pergi, Nuryani beraktivitas seperti biasanya. Namun, sekitar pukul 13.00 WIB, anaknya yang lain serta saudaranya memberitahukan jika ada bus jurusan Merak yang mengalami kecelakaan.
Bagai disambar petir, Nuryani langsung teringat akan anak, cucu dan menantunya. Tak berapa lama, ada panggilan ke telepon selular anaknya dari pihak rumah sakit. Jika, Reni mengalami luka-luka akibat kecelakaan.
Dia, bersama suami dan anak-anaknya bergegas ke RS MH Thamrin, untuk memastikan kabar itu. Setibanya di UGD rumah sakit itu, benar saja cucunya Jihan sedang menangis sambil memanggil nama ayahnya. "Jihan, terus memanggil ayahnya. Karena, dia belum bisa memanggil mamah pada ibunya," tutur Nuryani.
Yuli (26 tahun) kakak kandung Reni, mengatakan, adiknya itu bercerita, setibanya di UGD, dia sambil menggendong Jihan mencari-cari suaminya. Namun sayang, Jalaludin tak ditemukannya. Pencarian Reni, tidak tuntas. Sebab, dia merasakan sakit yang luar biasa dibagian bahunya.
"Reni bilang, saat di lokasi dia melihat wajah suaminya. Dari hidung dan telinganya keluar darah. Tetapi, mereka terpisah karena berbeda ambulans," ujarnya.
Yuli tak kuasa, memberitahukan kabar duka kepada adiknya itu. Karena itu, hingga saat ini Reni belum mengetahui suaminya meninggal dunia
Kini, keluarga sedang bermusyawarah dengan pihak besan. Terutama, untuk jasad Jalaludin. Apakah, akan dimakamkan di kampung halamannya di Bandung Barat. Atau, akan dimakamkan di kampung halaman Jalaludin, di Rangkasbitung.