Senin 28 Jan 2019 23:25 WIB

Banjir di Pekalongan Bukan Karena Jalan Tol

Banjir disebabkan curah hujan yang tinggi dan lama sehingga air sungai meluap.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah warga terdampak banjir mengungsi di Masjid Al Karomah, Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (28/1/2019).
Foto: Antara/Harviyan Perdana Putra
Sejumlah warga terdampak banjir mengungsi di Masjid Al Karomah, Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (28/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, KAJEN -- Wakil Bupati Pekalongan Arini Harimurti menyebutkan, banjir yang terjadi di sebagian wilayahnya bukan disebabkan oleh adanya jalan tol. "Banjir bukan disebabkan jalan tol. Tapi karena curah hujan yang tinggi dan lama, yang menyebabkan air sungai meluap," jelasnya, Senin (28/1).

Sejak Ahad (27/1), sebagian wilayah Kabupaten Pekalongan mengalami banjir cukup besar. Wilayah yang dilanda banjir terdiri atas wilayah Kecamatan Buaran, Tirto, Wiradesa dan Wonokerto. Wilayah ini dikenal sebagai daerah Pekalongan bawah karena berada di dataran rendah.

Sebagian pihak, menuding banjir disebabkan oleh adanya jalan tol dan tanggul melintang penahan rob yang saat ini sedang dibangun. "Dari analisis di lapangan, tidak ada korelasi antara banjir yang terjadi sekarang dengan adanya jalan tol atau tanggul penahan rob. Tapi semata-mata karena curah hujan tinggi, serta air yang tidak bisa cepat mengalir ke laut akibat air laut pasang," katanya.

Terkait musibah tersebut, Wabup yang melakukan peninjauan ke lokasi banjir, meminta warga agar bersikap sabar terhadap cobaan ini. "Pemkab akan berupaya keras menangani banjir. Antara lain dengan menutup tanggul Sungai Meduri yang sempat jebol, serta pemasangan pompa di wilayah Tirto dan Wonokerto agar air cepat surut," jelasnya.

Sedangkan untuk membantu korban banjir, Kepala BPBD Pekalongan Budi Raharjo, menyatakan sudah mendirikan sejumlah posko di wilayah terdampak. Terutama untuk membantu warga yang berada di pengungsian.

Dia menyebutkan, pada Ahad (26/1) malam tercatat ada sebanyak 1.357 warga yang mengungsi di 17 lokasi pengungsian. Mereka mengungsi di masjid-masjid, bangunan Taman Pendidikan Al Quran dan rumah warga di wilayah Kecamatan Buaran dan Tirto.

"Namun saat ini banjir sudah mulai surut. Sebagian warga sudah kembali ke rumah masing-masing, meski masih ada yang berada di lokasi pengungsian," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement