Senin 28 Jan 2019 21:34 WIB

Tokoh Masjid Jogokariyan: Kericuhan Sudah Dimediasi Polisi

Pihak Masjid Jogokariyan menyangkal DPP PDIP yang membantah massanya menyerang masjid

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Karta Raharja Ucu
Surat Pernyataan Bersama antara pihak Masjid Jogokariyan dengan DPC PDIP.
Foto: Dok Masjid Jogokariyan
Surat Pernyataan Bersama antara pihak Masjid Jogokariyan dengan DPC PDIP.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kericuhan di dekat Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, pada Ahad (27/1) berujung prokontra. Walaupun di lapangan kejadian tersebut sudah tuntas dimediasi kepolisian setempat, pihak sentral Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) masih meragukan sejumlah hal. Termasuk kabar massa PDIP yang disebut melakukan penyerangan terhadap Masjid Jogokariyan.

Tokoh Masjid Jogokariyan Ustaz Jazir ASP menegaskan, massa beratribut PDIP telah melakukan provokasi di dekat rumah ibadah tersebut, sehingga menimbulkan cekcok dengan sejumlah remaja Masjid Jogokariyan pada kemarin sore. Namun, mediasi yang dilakukan di Pendopo Kecamatan Mantrijeron sejak pukul 17.15 WIB kemarin telah berhasil meredakan situasi.

Baca Juga

Turut hadir di sana adalah Camat Mantrijeron, Kapolsek Mantrijeron, Danramil 09/MJ, Bawaslu, Panwas Kecamatan Mantrijeron, dan Ustaz M Fanni Rahman selaku ketua Takmir Masjid Jogokariyan. Mediasi yang berlanjut malam hari itu juga menghadirkan Junianto, Ketua DPC PDIP Kecamatan Mantrijeron sekaligus calon legislatif DPRD Kota Yogyakarta. Junianto dinilai sebagai tokoh yang dituakan di kalangan partai berlambang moncong putih itu di Yogyakarta.

Berikut ini transkrip surat yang merupakan buah mediasi tersebut.

Surat Pernyataan Bersama

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama: Junianto Budi Purnomo

Tempat tanggal lahir: Yogyakarta, 17 Juni 1977

Alamat: Mantrijeron, MI 3/367 RT 52 RW 14 Mantrijeron, Yogyakarta

Pekerjaan: Swasta (tokoh masyarakat)

Selanjutnya disebut PIHAK I (Pertama)

Nama: Muhammad Fanni Rahman

Tempat tanggal lahir: Yogyakarta, 11 Juli 1978

Alamat: Jalan Jogokaryan 35 Yogyakarta

Pekerjaan: Swasta (Ketua Takmir Masjid Jogokariyan)

Selanjutnya disebut PIHAK II (Kedua)

Dengan ini, para pihak menyatakan, berkaitan dengan kejadian pada hari Minggu, 27 Januari 2019 pukul 16.00 di Jalan Jogokaryan (pertigaan Karya Jasa sampai dengan depan Masjid Jogokariyan) antara kelompok kedua belah pihak, dengan ini menyatakan kedua belah pihak bersepakat menyelesaikan permasalahan tersebut dengan musyawarah mufakat.

1. Pihak I meminta maaf kepada Pihak II

2. Pihak I sanggup mendatangkan Kristiyono (Kelinci) untuk menuntaskan masalah tersebut.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.

Yogyakarta, 27 Januari 2019

Pihak I: Junianto Budi Purnomo

(tanda tangan di atas Materai Rp 6.000)

Pihak II: Muhammad Fanni Rahman

(tanda tangan di atas Materai Rp 6.000)

Bagaimanapun, lanjut Ustaz Jazir, sampai berita ini ditulis Kristiyono alias Kelinci belum juga datang ke Masjid Jogokariyan untuk meminta maaf, sebagaimana butir kesepakatan nomor dua. “Belum didatangkan (oleh pihak PDIP). Kami menunggu itikad baik,” ujar Ustaz Jazir saat dihubungi Republika.co.id dari Jakarta, Senin (28/1).

Harapannya, semua persoalan dapat dituntaskan seperti hasil mediasi semalam. Untuk itu, dia menyayangkan adanya pernyataan-pernyataan yang bernada menafikan provokasi massa dari kubu PDIP. “Insya Allah itu jelas. Ada bukti pengakuan,” katanya.

Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Bidang Keorganisasian Djarot Saiful Hidayat menyebut, kabar yang mengatakan bahwa massa PDIP telah melakukan penyerangan ke Masjid Jogokariyan sebagai bohong. Djarot mengklaim, pihak DPP PDIP telah mengecek lokasi kerjadian perkara untuk memastikan kabar yang beredar.

“Ini adalah berita-berita yang mengadu domba. Media sosial yang menebarkan kebencian,” ujar sosok yang pernah melaju di Pilgub DKI Jakarta dan Pilgub Sumatra Utara itu, Senin (28/1).

Djarot juga meminta kepolisian mengusut tuntas setiap akun media sosial yang sudah menyebarkan kabar yang diklaimnya bohong tersebut. “Kami sudah instruksikan kepada seluruh jajaran pengurus partai di Yogyakarta untuk melaporkan setiap akun yang menyebarluaskan dan pembuat berita seperti itu,” tegas Djarot. Terpisah, pada Senin (28/1) pagi pihak Masjid Jokokariyan sudah menjelaskan duduk perkara atau kronologi kejadian kepada awak media.

Berikut ini poin-poin urutannya:

Pada pukul 16.05 WIB, massa PDIP melintas di depan Masjid Jogokariyan dan merusak bendera (dan) spanduk Hizbulloh serta membleyer-bleyer sepeda motor di dekat Masjid Jogokariyan. Selanjutnya, (sejumlah) pemuda Masjid Jogokaryan keluar dan menghadang dan mengejar massa PDIP. Terjadilah cekcok mulut. Dan pada saat itu sempat terjadi ketegangan di antara kedua belah pihak.

Babinsa Koramil 09/MJ (Serka Suyatno) dan Babinkamtibmas Polsek Mantrijeron melaksanakan pengamanan di antara kedua belah pihak dan melerai massa yang akan bentrok. Pada pukul 17.15 WIB (Ahad, 27/1) kedua belah pihak difasilitasi oleh Bawaslu, Polsek Mantrijeron dan Koramil 09/MJ melaksanakan mediasi di Pendopo Kecamatan Mantrijeron. Mediasi di hadiri sebagai berikut: Camat Mantrijeron, Kapolsek Mantrijeron, Danramil 09/MJ, Bawaslu, Panwas Kecamatan Mantrijeron, Ustadz M Fanni Rahman (Ketua Takmir Masjid Jogokariyan), Junianto (Ketua DPC PDIP Kecamatan Mantrijeron/calon legislatif DPRD Kota Yogyakarta dari PDIP wilayah Mantrijeron), dan Darrohman (Ketua FJI DIY).

Pada pukul 18.00 WIB (Ahad, 27/1), mediasi istirahat dan akan dilanjutkan setelah shalat maghrib. Pada pukul 18.45 WIB, mediasi selanjutnya dilaksanakan di ruang Camat Mantrijeron. Adapun penyampaian sebagai berikut.

Camat Mantrijeron: “Saya minta urusan atau masalah yang terjadi tadi sore selesaikan di sini. Kita sama-sama anak bangsa dan warga masyarakat. Semoga nanti dalam mediasi tidak ada ketegangan di antara kedua belah pihak, sehingga suasana segera aman, terkendali di luar atau masyarakat.”

Kapolsek Mantrijeron: “Kita musyawarah di ruangan Bapak Camat Mantrijeron ini untuk melaksanakan penyelesaian masalah yang terjadi tadi sore. Mudah-mudahan kita dapat keputusan yang terbaik. Niat kita menyelesaikan permasalahan. Kita akan menjadi mediasi yang netral dan tidak akan berpihak ke salah satu. Tujuan kita beretikad, wilayah di Mantrijeron harus menjadi rukun dan lebih baik bermasyarakat ke depannya.”

Danramil 09/MJ: “Saya berharap permasalahan ini selesai malam ini juga sesuai apa yang akan di sepakati bersama kedua belah pihak. Masalah ini jangan sampai berkembang ke masyarakat khususnya wilayah Kota Yogyakarta. Kami dari pihak aparat menjembatani kedua belah pihak untuk bermediasi mencari titik terang menyelesaikan permasalahan ini dengan damai.”

Ustaz M Fanni Rahman: “Mumpung berita ini belum melebar ke mana-mana, karena saat ini isu Masjid Jogokaryan yang dilempar batu oleh salah satu pihak simpatisan PDIP (Saudara Kelinci) (maka Kelinci –Red) segera minta maaf ke Masjid Jogokaryan Mantrijeron. Tolong Bapak Junianto, kami minta untuk menjembatani antara Kelinci dan jamaah Masjid Jogokaryan.”

Bapak Junianto: “Saya sebagai yang dituakan di DPC PDIP Mantrijeron, apabila ada suatu  hal yang salah (dalam pandangan) di antara teman kita dari jamaah Masjid Jogokariyan, saya minta maaf yang sebesar-besarnya. Kita berharap, ke depan semua antarwarga bisa bersilaturahmi dengan baik. Kita bisa meredam masing-masing. Perbedaan pandangan boleh, tapi tujuan kita sama. Semua ini menjadi pembelajaran bagi kita ke belakangnya. Sekali lagi, saya minta maaf apabila temen saya ada yang salah, dan akan saya temukan besok antara Saudara Kelinci dan pihak jamaah Masjid Jogokariyan untuk meminta maaf. Saudara Kelinci akan saya hadirkan secepatnya bertemu dengan jamaah Masjid Jogokariyan.”

Setelah diadakan mediasi, maka dilaksanakan konsep perdamaian antara kedua belah pihak dan membuat Surat Pernyataan. Hingga pukul 19.35 WIB Ahad (27/1), kegiatan mediasi tersebut selesai dalam keadaan aman dan lancar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement