Senin 28 Jan 2019 14:59 WIB

Dinkes Kota Bandung Catat Peningkatan Pasien DBD

Jumlah ini bertambah seiring meningkatnya intensitas curah hujan.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Esthi Maharani
Petugas kesehatan memberikan penanganan medis kepada pasien penderita Demam Berdarah Dengue (DBD)
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Petugas kesehatan memberikan penanganan medis kepada pasien penderita Demam Berdarah Dengue (DBD)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung mencatat ada kenaikan jumlah pasien demam berdarah dengue (DBD) hingga akhir Januari ini. Jumlah ini bertambah seiring meningkatnya intensitas curah hujan.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bandung dr. Rosye Arosdiana Apip menyebutkan hingga tanggal 22 Januari tercatat ada peningkatan jumlah pasien DBD yang terjadi di Kota Bandung. Jumlah ini naik hampir tiga kali lipat dari awal bulan.

"Sampai tanggal 22 (Januari), ada 132 kasus," kata Rosye saat dihubungi Republika, Senin (28/1).

Rosye menuturkan pada awal bulan jumlah kasus yang tercatat di Dinkes sebanyak 48 pasien. Peningkatan kasus ini terjadi karena nyamuk aedes aegpty berkembang pesat saat musim hujan. Apalagi Kota Bandung merupakan salah satu daerah endemis untuk DBD.

Ia menyebutkan kasus DBD yang terjadi ini, tersebar merata hampir di seluruh wilayah di Kota Bandung. Meski ada peningkatan dari awal tahun, kasus pada awal tahun 2019 ini tergolong yang paling rendah sejak lima tahun terakhir. Berdasarkan Permenkes 1501/2010, jumlah ini belum masuk kategori kejadian luar biasa (KLB).

"Pantauan setiap bulan dalam lima tahun terakhir ini,  kasus tersedikit pada bulan Januari dalam 5 tahun terakhir yakni 250 kasus, mudah-mudahan tahun ini berkurang," ujarnya.

Ia mengatakan jumlah kasus DBD dalam kurun waktu sembilan tahun terakhir (2010-2018) di Kota Bandung, jumlah kasus tertinggi terjadi pada tahun 2013 yakni 5.736 kasus. Angka ini kemudian turun di tahun 2014 yakni 3.132 kasus. Namum kemudian kembali naik pada tahun 2015 yakni 3.640. Begitu juga pada tahun 2016 naik menjadi 3.880. Namun kemudian kembali turun di tahun 2017 yakni 1786 dan kembali naik di tahun 2018 yakni 2.826 kasus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement