Senin 28 Jan 2019 09:04 WIB

Psikolog Ungkap Cara Bicara Seksualitas pada Anak

Seksualitas adalah cara seseorang memandang dirinya sendiri

Red: EH Ismail
Psikolog asal Aceh, Elly Risman Musa dalam seminar parenting, Sabtu (26/1) di Harris Convention Hall Bekasi.
Psikolog asal Aceh, Elly Risman Musa dalam seminar parenting, Sabtu (26/1) di Harris Convention Hall Bekasi.

REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI -- Yang tercetus di benak seseorang saat mendengar kata seksualitas  umumnya adalah hubungan biologis antara pria dan wanita serta  merupakan hal yang tabu untuk dibicarakan  dalam budaya kita. Masyarakat kita masih rancu antara kata seksualitas dan seks. Seks memiliki artian yang lebih sempit dari seksualitas, seks adalah jenis kelamin dan fungsinya yang berkaitan dengan perbedaan biologis atara laki–laki dan perempuan. Sedangkan seksualitas adalah konsep diri manusia itu sendiri, dimulai dari dalam kandungan hingga sepanjang hidupnya.

Seksualitas adalah cara seseorang memandang dirinya sendiri,  apa yang dirasakannya, apa yang dipikirkannya, apa yang dipercayainya hingga bagaimana ia bersikap, berbudaya, bahkan  berpolitik.  Hal ini yang ditekankan oleh Bunda Elly Risman Musa seminar parenting, Sabtu (26/1) di Harris Convention Hall Bekasi.

Bunda Elly Risman Musa yang merupakan psikolog asal Aceh,  spesialis pengasuhan anak dan juga menjabat sebagai direktur pelaksana di Yayasan Kita dan Buah Hati. Elly dikenal sebagai tokoh yang gigih dalam menyuarakan perlunya orang tua mengasuh dan mendidik anaknya secara sungguh-sungguh.

Bunda Elly mengatakan, yang pertama kali harus dilakukan orang tua dalam membangun komunikasi dengan anak adalah membenahi diri sendiri. Latar belakang keluarga, pola pendidikan yang di peroleh, pengalaman maupun trauma psikologis, yang ringkasnya disebut back pack oleh Bunda, harus dikeluarkan lebih dahulu dan dibenahi. Hal ini bisa memakan waktu lama, bahkan bisa mencapai waktu satu tahun. Orang tua bisa meminta bantuan profesional untuk membantu mereka membenahi back pack ini.

Pembiasaan orang tua yang memberikan gadget di usia dini dengan berbagai alasan sangat disayangkan oleh Bunda.  Sarana telepon genggam membuka kesempatan untuk anak menjelajah ke area berbahaya, di tambah dengan rasa ingin tahu yang besar dan belum sempurnanya kemampuan mereka untuk memilah, seperti membuka pintu menuju hutan lebat tanpa pendamping yang mengerti arah. Dan hampir dipastikan orang tua memberikan telepon genggam dengan fitur–fitur terbaru didalamnya.

Dihadapan ratusan peserta seminar Bunda Elly membuat  terkejut para peserta, saat ditampilkan slide berupa tulisan dari pertanyaan– pertanyaan mengenai seksualitas oleh anak–anak usia sekolah dasar. “Coba perhatikan apa yang ditanya oleh para anak-anak. Pertanyaan tersebut ditulis dengan bahasa gaul sehari-hari, juga betapa mendetailnya pertanyaan mereka, jauh dibandingkan dengan yang pernah mereka sendiri dapatkan dari orang tuanya, “ kata Bunda Elly.

Pada satu sesi, Bunda Elly mengajak peserta untuk melatih cara berkomunikasi dengan anak. Bunda Elly menyebarkan pertanyaan yang umumnya ditanyakan oleh anak dan meminta peserta menjawab dengan bahasa yang singkat, mudah dipahami dan sesuai dengan pertanyaan. Bunda Elly mengingatkan orang tua harus sering berlatih menjawab pertanyaan – pertanyaan ini, membekali diri dengan pengetahuan yang berkaitan, bersikap tenaga dan tidak menghakimi anak saat mereka bertanya.

Komunikasi yang sederhana dan jelas serta sikap orang tua yang santai akan membuat anak merasa nyaman dalam mengungkapkan perasaan dan pendapat mereka. Hal ini diakui oleh sebagian orang tua ternyata sulit untuk menjawab pertanyaan sederhana dengan bahasa yang mudah dipahami dan singkat.

“Adanya peserta yang hadir dari para ayah merupakan kejutan menyenangkan bagi saya. Biasanya kalau seminar seperti ini yang hadir adalah kaum ibu. Saya minta para ayah untuk melatih cara berkomunikasi dengan anak. Sudah terbukti saat dipraktekkan, ayah yang paling sulit membuat diskusi menyenangkan dan mudah dicerna anak. Ayah juga diminta untuk membagi tugas dengan pasangannya dalam membangun komunikasi dengan putra putrinya di dalam rumah. Sehingga komunikasi dapat berjalan baik, sesuai visi antara ayah dan ibu, dengan begitu diharapkan anak–anak merasa nyaman dan terbuka kepada orang tua mereka,” tutur Bunda Elly.

Drg. Rima Zulkarnaen, Ketua Komite Sekolah Dasar Islam Labschool STAI Bani Saleh Bekasi sebagai pelaksana kegiatan seminar ini, mengungkapkan bahwa kegiatan  seminar ini merupakan implementasi dari visi Komite yaitu menjadikan generasi yang sehat, shaleh/shalehah,  jujur, mandiri dan bertanggung jawab serta misi komite yaitu menciptakan generasi yang cerdas secara iman dan akal serta mempersiapkan anak–anak dari pengaruh negatif zaman sekarang.

“Kami berharap orang tua memiliki ilmu dan kepercayaan diri untuk mengaplikasikan hasil seminar ini, sehingga meningkatkan kesadaran anak untuk mengenali diri mereka sendiri baik secara fisik maupun psikis. Kesadaran dan pemahaman yang tepat akan menjadi benteng mereka bila dihadapkan pada pilihan–pilihan yang berkaitan dengan seksualitas nanti,” kata Ketua Panitia Seminar Parenting, Nila Kumalasari,.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement