REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Sedikitnya 11 perjalanan kereta api terhambat karena banjir yang menggenangi sebagian wilayah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Sabtu (26/1) malam. Banjir yang menggenang wilayah Ujungnegoro mengakibatkan genangan tinggi dan longsoran yang menimbun jalur rel kereta api.
Direktur Operasional PT KAI (Persero), Slamet Suseno mengungkapkan, tingginya curah hujan pada Sabtu Sore telah mengakibatkan banjir yang menggenang kawasan antara Stasiun Batang dengan Stasiun Ujungnegoro, tepatnya di kilometer (KM) 76 +1/8.
“Selain itu juga mengakibatkan longsor gogosan dengan lokasi antara Stasiun Kuripan dengan Stasiun Plabuhan, di KM 54 + 3/4,” ujar dia, dalam keterangan pers melalui Daop IV Semarang, Ahad (27/1).
Ia mengatakan, informasi ini bermula saat diketahui ada genangan air oleh masinis kp/2722B (semen) pada Sabtu malam pukul 23:42 WIB, di KM 76+1/8 petak jalan Batang- Ujungnegoro.
Perihal informasi ini, di lokasi dijaga petugas Jalan Rel dan Jembatan (JJ) guna memantau perkembangan. Hasil dari pantauan di lokasi akhirnya diketahui pada Ahad pukul 00.20 WIB petak jalan Batang- -Ujungnegoro KM 76+0/4 dan KM 76+1/8 jalur hulu (arah Surabaya) dinyatakan tidak bisa dilewati untuk operasional kereta api.
Petugas PT KAI membenahi jalur kereta api setelah terendam banjir di wilayah Ujungnegoro, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Ahad (27/1). Akibat banjir 11 perjalanan kereta sempat terhambat.
Karena jalur KA teremdam air dengan ketinggian hingga 50 centimeter diatas kop rel. “Selain itu pada pukul 02.28 WIB, jalur hilir (arah Jakarta) terjadi gogosan di KM 76+2/4 di empat titik dengan panjang sekitar 4 meter,” kata dia.
Akibat kondisi tersebut, lanjut Suseno, 11 perjalanan kereta api terganggu, masing- masing enam perjalanan dari arah barat dan lima perjalanan dari arah timur.
Dari arah Barat masing- masing Kereta Api (KA) 48 (Sembrani) yang harus berhenti di Stasiun Batang (berjalan jalur kiri Batang- Ujungnegoro), KA 132 (Parcel) berhenti stasiun Batang lambat 217’, Kereta Petikemas (KP) 11844 berhenti di Stasiun Pekalongan lambat 308 menit.
Kemudian KA 150 (Menoreh) berhenti Stasiun Pekalongan lambat 175 menit, KA 4 (Argo Bromo Anggrek) berhenti di Stasiun Pekalongan, lambat 186 menit serta KA 74 (Harina) berhenti di posisi Stasiun Tegal lambat 128 menit.
Sedangkan kereta dari arah Timur yang terhambat masing- masing KA 131 (Parcel) berhenti di Stasiun Kuripan lambat 153 menit, KA 177 (Kertajaya) berhenti di Stasiun Weleri lambat 151 menit, KA 171 (Matarmaja) berhenti di Stasiun Kalibodri lambat 120 menit, KP/12393 (kirim rangkaian) berhenti di Stasiun Kalibodri lambat 138 menit serta KA 141 (Majapahit) posisi di Stasiun Semarang Tawang lambat 70 menit.
Terkait hal ini, PT KAI telah mengintruksikan untuk segera menginformasikan kepada seluruh penumpang yang ada di kereta perihal terganggunya perjalanan kereta api tersebut.
Sehubungan hal banjir, kondisi lalu lintas pantura juga banjir dan macet sehingga operasional perjalanan kereta api ini dialihkan rutenya dengan ‘jalan memutar’ melalui Tegal- Purwokerto- Yogyakarta- Solo- Kedungjati- Brumbung- Semarang dan sebaliknya.
Berdasarkan perkembangan di lapangan, masih jelas Suseno, pada pukul 03.05 WIB ketinggian genangan air di KM 76+2/4 mulai surut menjadi 23 centimeter dari kop rel.
Pun demikian hingga pukul 04.13 WIB ketinggian air berangsur menjadi 20 centimeter dari kop rel dan seterusnya, hingga pukul 04.39 KM 76+2/6 ketinggian air jalur hulu dan hilir surut menjadi 5 centimeter diatas kop rel.
Kendati begitu, dalam cuaca hujan yang deras, pada pukul 03.30 WIB telah terjadi longsoran di KM 54+3/4 petak jalan antara Kuripan- Plabuan dan menutupi jalur KA sepanjang 20 meter, lebar 5 meter serta ketebalan material longsoran hingga 1,5 meter.
Upaya pembersihan terus diupayakan hingga pada pukul 08.20 WIB, KM 54+400 jalur hulu dapat dilalui rangkaian kereta api dengan kecepatan maksimal 5 kilometer per jam.
KM 71 jalur hulu sudah dapat dilalui dengan kecepatan maksimal 40 kilometer per jam, sedangkan KM 76 jalur hilir masih dalam proses perbaikan gogosan.
Sehingga Kereta api lintas Semarang - Tegal bisa tetap beroperasi. “Hanya saja pada petak jalan antara Stasiun Ujungnegoro-Batang dan Stasiun Kuripan-Plabuhan menggunakan satu jalur saja,” kata dia.