Ahad 27 Jan 2019 08:51 WIB

Terima Kasih, Liliyana!

Liliyana telah menjalani 24 tahun kariernya untuk mengharumkan nama bangsa.

Redaktur Republika, Bilal Ramadhan
Foto: Pribadi
Redaktur Republika, Bilal Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID,  Oleh: Bilal Ramadhan *)

                             (Instagram: @abram7687)

Puncak prestasi Liliyana terjadi pada Olimpiade 2016 dengan menyumbang medali emas.

Turnamen Indonesia Masters 2019 ini merupakan turnamen perpisahan untuk legenda bulu tangkis Indonesia, khususnya di sektor ganda campuran, Liliyana Natsir. Usianya kini 33 tahun.

Pemain yang akrab disapa Butet ini sudah merencanakan pensiun usai gelaran Olimpiade 2016, namun kemudian ditahan pada akhir 2018 karena adanya Asian Games 2018 yang digelar di ‘rumah’ sendiri.

Keberadaan Liliyana telah menjadi penglipur lara setelah era Minarti Timur. Liliyana telah bermain bulu tangkis sejak usia sekolah dasar (SD) di Manado, Sulawesi Utara. Di usia 12 tahun, ia diterima di klub PB Tangkas di Jakarta.

Sejak itu, bakatnya mulai dilirik dan ia dipanggil masuk Pelatnas Persatuan Bulu Tangkis Indonesia (PBSI) ketika menapak 16 tahun. Pada usia 20 tahun atau sejak 2015, Liliyana sudah dipasangkan dengan Nova Widianto.

Liliyana menggantikan sosok Vita Marissa yang sudah lebih senior turun di turnamen-turnamen kelas dunia. Nova dan Vita dipisahkan setelah pasangan ini hanya mampu menembus babak perempat final di Olimpiade 2004.

Pemasangan Nova dengan Liliyana ternyata sangat ampuh. Hanya dalam hitungan bulan, pasangan ini sudah menjadi Juara Dunia 2005 dan berlanjut dua tahun berikutnya.  Sebuah pencapaian yang sangat besar di usia Liliyana yang masih sangat muda.

Selain dua kali menjadi juara dunia, pasangan ini meraih medali perak Olimpiade 2008. Lalu, setelah menjadi runner -up di All England 2010-- yang merupakan kedua kalinya setelah All England 2008 --pasangan ini resmi dipisah.

Liliyana kemudian dipasangkan dengan Devin Lahardi dan sempat menjuarai turnamen Malaysia Open 2010. Namun Pelatnas PBSI memasangkan Liliyana dengan juniornya, Tontowi Ahmad.

photo
Ganda campuran Indonesia Liliyana Natsir (kiri) dan Tontowi Ahmad meluapkan kegembiraan seusai mengalahkan ganda campuran Malaysia Chan Peng Soon dan Goh Liu Ying saat pertandingan semifinal Daihatsu Indonesia Masters 2019 di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (26/1/2019).

Sosok Tontowi bukanlah wajah baru. Sebelumnya, Tontowi pernah menjuarai sejumlah turnamen di kelas international challenge dengan pasangan sebelumnya. Tontowi yang dipasangkan dengan Liliyana langsung menggebrak dunia bulu tangkis di sektor ganda campuran dunia.

Pasangan ini langsung menjuarai Makau Open dan Indonesia Masters pada 2010. Kemudian, pasangan ini mengukir hattrick di turnamen bulu tangkis tertua sekaligus sangat bergengsi yaitu All England pada 2012, 2013, dan 2014. Tontowi/Liliyana juga menorehkan dua kali gelar juara dunia yaitu pada 2013 dan 2017. Empat gelar juara dunia pun dikantongi Liliyana.

Puncak prestasi Liliyana terjadi pada Olimpiade 2016 dengan menyumbang medali emas. Sebuah pembalasan yang sempurna setelah Olimpiade 2008, Liliyana meraih medali perak bersama Nova Widianto. Bahkan di Olimpiade 2012, Liliyana yang sudah berpasangan dengan Tontowi gagal meraih medali karena hanya menjadi semifinalis dan kalah dalam perebutan medali perunggu.

Rasa penasaran Liliyana belum berakhir. Ia ingin menuntaskan dahaga di Asian Games 2018 sebagai tahun terakhir dalam kariernya. Karena satu-satunya gelar yang masih luput dalam genggaman Liliyana adalah medali emas di ajang pesta olahraga antara negara Asia tersebut. Sayang, ia hanya meraih medali perunggu.

Kini di turnamen Indonesia Masters 2019 ini perjalanan terakhir Liliyana dipertaruhkan. Untuk mengapresiasi jasa-jasa Liliyana tersebut, sebuah sesi perpisahan di pengujung turnamen telah disiapkan. Liliyana mengaku tegang menanti acara yang akan diselenggarakan sebelum partai final, Ahad (27/1) ini.

"Rencananya sih saya akan bicara di hadapan penggemar. Paling susah mengucapkan perpisahan, pastinya saya akan menahan emosi," kata Liliyana.

Liliyana tetap menargetkan meraih hasil terbaik dengan menjadi juara di turnamen ini. Namun hal itu tentu saja tidak mudah meski saat ini Liliyana/Tontowi sudah menembus laga final.

Akan tetapi, apapun hasil yang diraih Liliyana di turnamen ini, tidak akan menghilangkan rasa hormat bangsa ini. Bagaimana pun, Liliyana telah mengorbankan 24 tahun kariernya untuk mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia.

Terima kasih Liliyana…

*) Jurnalis Republika

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement