Sabtu 26 Jan 2019 17:02 WIB

Budidaya Ubi Jalar Lebih Menguntungkan dari Tembakau

Ubi jalar lebih tahan terhadap cuaca yang fluktuatif.

Ubi jalar
Foto: Pixabay/Suanpa
Ubi jalar

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Budi daya ubi jalar lebih menguntungkan dari pada budi daya tanaman tembakau, apalagi ubi jalar lebih tahan terhadap cuaca yang fluktuatif. Hal ini disampaikan Rektor Universitas Muhammadiyah Magelang Eko Muh Widodo.

Eko di Magelang, Sabtu (26/1), mengatakan hal tersebut dibuktikan para petani di Kecamatan Windusari yang menjadi binaan Universitas Muhammadiyah Magelang. Ia menyampaikan hal tersebut pada Diskusi dan Ngopi Bersama Media Jawa Tengah yang diselenggarakan Muhammadiyah Tobacco Control Center (MTTC) Universitas Muhammadiyah Magelang.

Ia menyebutkan dari pendampingan yang dilakukan satu hektare lahan yang ditanami ubi jalar varietas manohara dapat menghasilkan Rp 8 juta, sedangkan jika ditanami tembakau hanya menghasilkan keuntungan bersih sebesar Rp 1,5 juta. Eko menuturkan kondisi cuaca yang fluktuatif, budi daya tembakau yang membutuhkan biaya tinggi dan tata niaga yang cenderung merugikan petani, maka produksi tembakau di Kabupaten Magelang mulai berkurang.

Petani mulai beralih ke komoditas lain yang lebih menguntungkan. Salah satunya adalah para petani di Kecamatan Windusari yang sebagian besar melakukan budi daya tembakau, sekarang beralih ke budi daya ubi jalar.

Ia menuturkan sebanyak enam desa dari 20 desa di Kecamatan Windusari telah beralih dari budi daya tembakau ke ubi jalar. Eko menyampaikan dari sisi pemberdayaan masyarakat yang sudah meninggalkan budi daya tembakau perlu diberdayakan.

"Pemberdayaan petani di Windusari dengan budi daya ubi jalar dapat dimanfaatkan dengan baik, saya kira itu sesuatu yang perlu digulirkan terus menerus di wilayah ini sehingga pemberdayaan yang berkaitan dengan hal itu tidak asal mengendalikan tembakau, secara otomatis dia akan meningkatkan taraf hidup masyarakat," katanya.

Eko berharap tidak hanya di Windusari tetapi di simpul-simpul yang banyak tanaman tembakau perlu diedukasi untuk bisa diberdayakan petaninya. "Tidak hanya mengalihkan petani dari bertanam tembakau ke tanaman lain, tetapi bagaimana kegiatan ikutannya bisa dikembangkan, baik itu industri rumah tangga, UKM, sampai industri-industri besar sehingga akan lebih bermanfaat bagi masyarakat baik dari aspek pertanian, produksi, pemasaran, dan lainnya," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement