REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah terus berupaya menangani balita bertubuh pendek (stunting) dengan kerja sama lintas sektor antarkementerian atau lembaga.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, penanganan stunting telah dimulai sejak 2018 lalu dan pemerintah fokus pada gizi.
"Pendekatannya tidak hanya spesifik terkait kesehatan tetapi pendekatan lintas sektor. Ada yang berupa intervensi sensitif dan ada yang spesifik," katanya saat ditemui usai Hari Gizi Nasional 2019, di Jakarta, Jumat (25/1).
Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dia menambahkan, memiliki tugas intervensi spesifik yaitu upaya pemenuhan dan peningkatan gizinya. Tetapi upaya peningkatan gizi tentu tidak terlepas dari sumber gizi yaitu pangan.
Dengan demikian, ia menyebut Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memiliki tugas intervensi sensitif untuk mendorong lebih banyak makanan yang berkualitas dan bergizi.
"Karena itu Kementan didorong dari sisi produksinya dan diarahkan pada produksi makanan yang lebih sehat terutama sayur-sayuran, buah-buahan kemudian protein hewani, dan karbohidrat. Kemudian Kementerian Perindustrian melakukan yang namanya fortifikasi, meningkatkan kualitas makanan itu sehingga gizi yang dihasilkan akan cukup," ujarnya.
Tidak hanya itu, ia menyebut aspek lainnya juga terkait dengan hal ini diantaranya ketersediaan infrastruktur, sanitasi air bersih, dan banyak lainnya. "Intinya gizi akan tetap menjadi fokus dan kami perkuat. Tetapi ini tidak hanya tugas Kemenkes tapi lintas kementerian dan lembaga," ujarnya.