REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Kupang masih menutup semua layanan penyeberangan antardaerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur(NTT). Cuaca buruk di wilayah perairan setempat membahayakan keselamatan pelayaran.
"Semua lintasan kami ditutup sejak 24 Januari 2019 hingga kondisi cuaca meredah," kata General Manager PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Kupang, Burhan Zahim kepada Antara di Kupang, Sabtu.
Burhan menjelaskan ada belasan lintasan pelayaran yang ditutup sementara, baik yang menghubungkan Kota Kupang dengan kabupaten maupun antarwilayah kabupaten di provinsi berbasiskan kepulauan ini. Hanya lintasan Kupang-Semau yang masih dilayani karena jaraknya yang relatif sangat dekat.
Menurut Burhan, penutupan semua layanan penyeberangan feri itu akan berlangsung hingga kondisi cuaca di laut kembali membaik sesuai informasi Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setempat.
"Belum dipastikan penutupan ini kembali dibuka karena sampai cuaca meredah menurut BMKG," katanya.
BMKG Stasiun El Tari Kupang telah mengingatkan operator pelayaran untuk mewaspadai gelombang setinggi dua hingga tujuh meter di wilayah perairan NTT. Gelombang tinggi di sejumlah perairan NTT telah terjadi mulai Rabu (23/1) pukul 20.00 WITA hingga Kamis (24/1) pukul 20.00 WITA.
"Gelombang setinggi 7.0 meter berpotensi terjadi di perairan laut Sawu, perairan laut Selatan Pulau Sumba, Samudera Hindia Selatan NTT, perairan Selatan Kupang, laut Timor Selatan NTT dan Pulau Rote, kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun El Tari Kupang, Ota Welly Jenni Thalo.
Sementara potensi gelombang setinggi 6.0 meter terjadi di perairan Utara Flores dan Selat Sumba. Selain itu, potensi gelombang setinggi 5.0 meter juga berpotensi terjadi di perairan Selat Sape.
Potensi gelombang setinggi 2-4 meter berpotensi juga terjadi di Selat Ombai, Selat Wetar, Selat Flores, Selat Lakakera, Selat Boling dan Selat Alor.