Sabtu 26 Jan 2019 09:25 WIB

Mendagri Anggap Wayang Jadi Cara Ampuh Sosialiasikan Pemilu

Sosialisasi pemilu melalui wayang akan mengenalkan kesenian itu kepada anak muda.

Rep: Ali Mansur/ Red: Ratna Puspita
Mendagri Tjahjo Kumolo (kedua kanan).
Foto: Antara/Reno Esnir
Mendagri Tjahjo Kumolo (kedua kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menganggap wayang menjadi cara ampu menyosialisasikan pemilihan umum (pemilu). Tidak hanya itu, Tjahjo berharap, sosialisasi pemilu melalui wayang akan mengenalkan kesenian itu kepada kalangan anak muda.

Ia mengatakan nantinya kaum milenial akan tahu kalau sosialisasi Pemilu tidak hanya lewat televisi atau radio, tapi juga bisa lewat wayang kulit. Sosialisasi berbagai medium perlu dilakukan karena kurang dari empat bulan lagi, tepatnya pada tanggal 17 April 2019, Bangsa Indonesia akan merayakan pesta demokrasi terbesar. 

Masyarakat bisa memilih secara serentak anggota DPR RI,  DPD RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota, serta Presiden dan Wakil Presiden. "Waktu yang sudah sangat sempit sebenarnya, namun ternyata masih banyak masyarakat yang belum tahu kalau akan ada gelaran Pemilu Serentak 17 April 2019," ujar politikus PDI Perjuangan ini dalam siaran pers yang diterima Republika, Jumat (25/1).

Sosialisasi melalui wayang ini seperti dilakukan di Halaman Kantor Walikota Semarang Jalan Pemuda No. 148 Semarang. Gelaran Wayang Kulit yang dibawakan oleh Ki Bayu Aji Pamungkas dengan mengambil lakon “Bima Krida” yang artinya “Bima Bekerja”.

Lakon itu memiliki pesan kuat yang ingin disampaikan kepada semua khalayak yang menontonnya. “Kita harus bekerja keras, perjuangan tidak pernah berakhir, melalui wayang kita sampaikan bahwa tidak akan ada keberhasilan dan kesejahteraan kalau tidak ada gotong royong dan kerja keras dari kita semua”, kata Tjahjo.

Sosok Bima dalam pewayangan yang gagah dan perkasa dengan lantang memberikan imbauan ke masyarakat seluruh Indonesia untuk ikut memeriahkan Pemilu Serentak 2019 dan tidak boleh “golput”. Bima kemudian mengajak masyarakat untuk menjaga situasi kondusif menjelang Pemilu Serentak 2019, tidak boleh ada politik uang, ujaran kebencian, fitnah, berita bohong (hoax), dan politisasi SARA. 

Sebagian penonton tampak mengabadikan momen itu lewat video dan menganggap bahwa hal itu sangat jarang terjadi dalam pementasan Wayang Kulit. “Wayang malam ini sangat menarik, pesan yang disampaikan juga lebih efektif untuk sampai ke masyarakat”, kata dia.

Tjahjo mengatakan acara seperti ini akan diselenggarakan secara bergilir di beberapa kota. “Insyallah acara malam ini berjalan lancar, nantinya akan kita lanjutkan di beberapa kota lainnya seperti Yogyakarta dan banyuwangi”, tutup Tjahjo. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement