Sabtu 26 Jan 2019 07:10 WIB

Kala Selebgram Inggris Terbelit Kasus Kulit Piton Indonesia

Kulit piton Indonesia yang variatif menjadi incaran pasar fashion dunia.

Ular piton.
Foto: ABC
Ular piton.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti zoologi bidang herpetofauna Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Evy Arida mengatakan motif kulit ular sanca atau piton Indonesia yang variatif menjadi salah satu alasan jadi incaran pasar fashion global. Hal itu ia sampaikan terkait putusan Pengadilan Southwark Crown di London, Inggris, yang menjatuhkan vonis 160 jam pelayanan masyarakat dan denda 20.000 poundsterling kepada selebgram Inggris Stephanie Scolaro (26) karena mengimpor kulit ular piton dari Indonesia secara ilegal.

"Motif kulit ular sanca Indonesia memang memiliki variasi yang menarik dan produksinya dapat memenuhi kebutuhan pasar fashion di luar negeri," kata Evy dihubungi di Jakarta, Jumat.

Namun perlu dicatat, sejumlah ular piton di Indonesia sudah masuk dalam Apendiks 2 Konvensi Perdagangan Internasional untuk Spesies-spesies Flora dan Satwa Liar (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora/CITES). Itu berarti, perdagangannya diatur dengan sistem kuota.

"Selama masih ada kuota perdagangan, suatu jenis satwa masih aman diperdagangkan," kata Evy.

Persoalannya tinggal mengenai pengawasan peredaran satwanya sebagai komoditas. Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan (PPH) pada Ditjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan selaku CITES Enforcement Authority di Indonesia dalam keterangan tertulisnya menyebut pada 11 Desember 2018, Kepala Sub Direktorat PPH Wilayah Sumatra Ardi Risman telah mengirimkan lampiran witness statement kepada Detektif Sarah Bailey dari Wildlife Crime Unit Kepolisian Metro London sebagai bukti di pengadilan.

Dokumen kesaksian tersebut menjelaskan bahwa dua dokumen Konvensi Perdagangan Internasional untuk Spesies-spesies Flora dan Satwa Liar (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora/CITES) yang menyertai impor barang terbuat dari kulit ular piton asal Indonesia yang dilakukan pemilik akun Instagram stephyscolaro tersebut palsu.

Tim investigasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) berhasil mendapati dokumen untuk nomor dan tanggal seperti tertera dalam dokumen CITES milik selebgram Inggris tersebut dikeluarkan untuk sebuah perusahaan, bukan untuk perorangan atas nama Jack Alexander.

Pada Rabu (21/1), berdasarkan informasi dari Detektif Sarah yang diterima Direktorat PPH, Pengadilan di London telah menjatuhkan vonis bersalah pada selebgram Inggris yang dikenal dengan sebutan Instagram Rich Kid tersebut dengan hukuman 160 jam melakukan Pelayanan Masyarakat yang harus diselesaikan dalam waktu dua tahun dan dituntut membayar denda 20.000 poundsterling.

Polisi London telah menyita 35 topi baseball berbahan kulit ular seharga 12.215 poundsterling dan tas backpack kulit ular yang dijual melalui situsnya SS Python dengan kisaran harga 2.800 poundsterling.

Detektif Sarah atas nama Kepolisian Metro London menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan CITES Enforcement Authority Indonesia yang telah membantu penanganan kasusnya. Dia menyebut bahwa ini adalah salah contoh kerja sama internasional yang baik dalam penegakan hukum pemberantasan perdagangan satwa secara ilegal, sesuai dengan komitmen kedua negara dalam London Conference on the Illegal Wildlife Trade yang dituangkan dalam Deklarasi London tanggal 11-12 Oktober 2018.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement