Sabtu 26 Jan 2019 01:00 WIB

Tangerang Selatan Pertimbangkan Status KLB Demam Berdarah

Sebanyak 141 orang dirawat di RSU Tangsel akibat DBD.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nur Aini
Nyamuk. Ilustrasi
Foto: Independent
Nyamuk. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Airin Rachmi Diany akan mempertimbangkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) demam berdarah dengue (DBD) di wilayahnya. Ia mengatakan, penetapan status KLB harus didasarkan data dan regulasi yang ada.

"Kita akan menentukan apakah itu kejadian luar biasa atau belum. Itu harus berdasarkan data kapan dan regulasi yang berlaku untuk menentukan KLB atau bukan," kata dia di Pusat Pemerintahan Kota Tangsel, Jumat (25/1).

Ia mengatakan, hingga saat ini Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangsel terus melakukan pemantauan terkait kasus DBD. Dengan begitu, data pasien dapat didapatkan secara pasti.

Ia juga mengimbau warga untuk terus menjaga kebersihan lingkungannya. Karena itu, Airin mengajak menjadi kader juru pemantau jentik (jumantik).

"Dengan kader satu rumah satu jumantik, diharapkan tidak terjadi DBD. Di Pamulang program itu sudah 100 persen. Setiap kelurahan ada kader," kata dia.

Kepala Bidang Pelayanan Medis RSU Tangsel Imbar Umar Gozali menyatakan sebanyak 141 orang telah dirawat di tempatnya hingga pekan kedua Januari 2019 sejak akhir 2018 karena DBD. Menurut dia, mayoritas pasien hanya dirawat inap.

"Tidak ada yang meninggal," tegasnya.

Dalam menghadapi siklus tahunan DBD, Palang Merah Indonesia (PMI) telah menyiapkan segala hal untuk mengantisipasi peningkatan jumlah pasien. Kepala Unit Transfusi Darah PMI Kota Tangsel Suhara Manullang mengatakan, dalam kondisi tertentu, pengidap DBD membutuhkan induksi trombosit secara langsung. Trombosit itu, lanjut dia, didapatkan dari PMI.

"Ada pertimbangan dokter untuk meminta trombosit," kata dia.

Suhara mengatakan, PMI sudah mengantisipasi jika virus yang dibawa oleh nyamuk aedes aigypti itu semakin meluas. Namun, menurut dia, sampai saat ini belum ada peningkatan permintaan.

"Sampai saat ini masih belum banyak. Belum ada peningkatan," ujarnya.

Ia mengatakan, PMI Tangsel, dalam sehari, memproduksi 10 kantung trombosit. Jika masih kurang, PMI Tangsel akan mengontak PMI lainnya yang membutuhkan trombosit. Hal itu juga dilakukan bagi ketersediaan darah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement