REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Jokowi mengaku akan mencari tabloid Indonesia Barokah yang dilaporkan tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi ke Dewan Pers. Jokowi ingin memastikan apakah konten yang disajikan dalam tabloid yang disebut beredar di masjid-masjid dan pesantren di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, tersebut memang mengandung kampanye hitam atau tidak.
"Saya baca dulu, apakah yang disampaikan sebuah black campaign atau negative campaign beda-beda. Apakah itu fakta. Saya cari sebentar lagi, kalau sudah ketemu, baru baca, baru komentar," jelas Jokowi usai meninjau program Mekaar di Kota Bekasi, Jumat (25/1).
Jokowi yang juga mengemban posisi sebagai calon presiden nomor urut 01 tersebut mengaku belum pernah membaca tabloid yang dilaporkan tim paslon capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandi ke Dewan Pers pada Jumat (25/1) pagi. Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi memandang tabloid tersebut memuat konten ujaran kebencian dan membangun kebencian umat Islam terhadap paslon nomor urur 02 itu.
BPN Prabowo-Sandiaga Uno melaporkan tabloid Indonesia Barokah edisi 1 Desember 2018 yang diduga menyebarkan pemberitaan ujaran kebencian. Pemberitaan ini dinilai merugikan karena menimbulkan permusuhan antara umat Islam dengan capres-cawapres 02 tersebut.
Sebagaimana diketahui, tabloid Indonesia Barokah yang diduga memuat konten kampanye dan ujaran kebencian terhadap salah satu calon presiden beredar di sejumlah masjid dan pesantren di Kabupaten Majalengka. Bawaslu setempat sedang mendalami kasus tersebut. Selain itu, tabloid yang sama juga ditemukan beredar di sejumlah masjid dan pesantren di Kabupaten Bandung.
BACA JUGA: Pasar Keuangan Indonesia Diserbu Dana Asing