REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Musim paceklik yang saat ini dihadapi petani, diperkirakan tidak akan sampai memicu harga beras melonjak lebih tinggi lagi. Harga beras akan tetap bertahan di tingkat harga yang sekarang, mengingat pasokan di pasar masih tetap stabil.
''Saya kira, hingga panen mendatang harga beras di pasaran masih tetap bertahan di tingkat harga yang sekarang. Tidak akan melonjak lebih tinggi lagi,'' kata Kepala Bulog Sub Divre IV Banyumas, Sony Supriyadi, Jumat (25/1).
Berdasarkan pemantauan di sejumlah pedagang sembako, harga beras sejak beberapa waktu terakhir memang relatif stabil. Suyit (38 tahun), pedagang sembako di Desa Notog Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas, mengaku menjual beras medium dengan harga Rp 9.800 per kg.
Dia mengaku pasokan harga beras yang dia tetapkan sudah tergolong murah, karena dia membeli langsung beras tersebut dari pedagang di tempat-tempat penggilingan padi. ''Kalau di pasar, harganya lebih tinggi bisa sekitar Rp 10 ribu-Rp 10.500 per kg,'' ujarnya.
Sedangkan, untuk beras premium, dia mengaku tidak menjual jenis beras itu karena hanya melayani kebutuhan warga desa kami. ''Jarang ada warga desa kami yang mencari beras premium. Namun di pasar-pasar, beras premium dijual dengan harga sekitar Rp 12 ribu per kg,'' katanya.
Sony menyebutkan, harga beras akan tetap stabil di tingkat harga cukup tinggi, karena berbagai faktor. Hal itu antara lain, karena ketersediaan beras pemerintah masih cukup besar. Meski pun cadangan beras yang disimpan petani dari hasil panen pertengahan tahun lalu, sudah semakin menipis.
''Kita juga rutin mendroping beras ke berbagai outlet di pasar-pasar tradisional dan RPK (Rumah Pangan Kita), untuk menjaga stabilitas harga beras,'' katanya. Khusus untuk Bulan Januari ini, Bulog Banyumas menyiapkan beras sebanyak 2.000 ron untuk pengendalian harga beras melalui kegiatan droping pasar.
Dalam program tersebut, kara Sony, Bulog menjual berasnya pada para pedagang sembako di pasar-pasar dengan harga di bawah harga pasar. Kemudian pedagang menjual lagi beras tersebut, dengan batas harga yang ditentukan Bulog.
''Kami menjual beras premium pada para pedagang pasar seharga Rp 8.500 hingga Rp 9.000 per kg. Dengan tingkat harga pembelian tersebut, pedagang hanya boleh menjual lagi dengan harga paling tinggi Rp 9.800 per kg. Tidak boleh lebih dari itu,'' ujarnya.
Mengenai penyerapan, Sony mengaku, saat ini memang sudah tidak ada beras petani yang masuk ke gudang Bulog. Dia memperkirakan, kondisi itu akan berlangsung hingga musim panen mendatang yang diperkirakan sudah akan mulai berlangsung Februari 2018.
Namun, untuk melakukan penyerapan beras petani, dia mengaku tidak bisa seketika melakukan pembelian pada saat harga masih tinggi. ''Untuk melakukan pembelian beras, kita dibatasi dengan harga yang ditetapkan pemerintah. Kalau harga jual di tingkat petani masih tinggi atau di atas harga yang ditetapkan pemerintah, otomatis kita tidak bisa melakukan pembelian,'' katanya.