Jumat 25 Jan 2019 14:18 WIB

Kasus DBD Naik, Sukabumi Klaim Stok Labu Darah Aman

Pemerintah belum menetapkan KLB demam berdarah.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Friska Yolanda
Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kota Sukabumi mengklaim stok labu darah di Palang Merah Indonesia (PMI) aman. Hal ini merespons meningkatnya kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di awal tahun 2019.

"Stok labu darah PMI hingga saat ini masih cukup tersedia," ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi kepada wartawan di sela-sela kegiatan donor darah yang digelar Ikatan Alumni (IKA) Yuwati Bakti Jumat (25/1). 

Ketersediaan stok labu darah ini untuk mencukupi kebutuhan warga terutama menghadapi peningkatan permintaan untuk pasien DBD. Untuk menjaga ketersediaan stok labu darah, pemkot mendukung gerakan donor darah yang dilakukan sejumlah elemen masyarakat. Contohnya gerakan donor darah yang dilakukan IKA Yuwati Bakti.

Kegiatan tersebut dikoordinasikan dengan  Perhimpunan Donor Darah Indonesia (PDDI) dan Palang Merah Indonesia (PMI) Sukabumi. "Pemkot memberikan penghargaan dan ini bagian kontribusi di bagian kesehatan," imbuh dia. 

Ketua Ikatan Alumni Yuwati Bakti (YB) Sukabumi, Laura Petra mengatakan, kegiatan donor darah ini dilakukan sebagai bentuk kontribusi bagi sesama manusia dan Kota Sukabumi. "Donor darah sangat berarti buat kehidupan dan kami melibatkan lebih banyak bukan hanya alumni tapi masyarakat umum," kata dia.

Laura menerangkan, target labu darah yang diperoleh dalam gerakan donor darah ini sebanyak 150 kantong darah. Kegiatan ini juga didukung oleh PMI dan pihak lainnya yang peduli.

Rencananya, ungkap Laura, gerakan donor darah ini akan rutin dilakukan sebanyak tiga kali dalam setahun. Harapannya kegiatan ini dapat membantu masyarakat yang membutuhkan labu darah untuk pengobatan termasuk penyakit DBD.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi Ritaneny menambahkan, kasus DBD di awal 2019 ini memang mengalami kenaikan dibandingkan dengan sebelumnya. "Namun, belum masuk dalam KLB (kejadian luar biasa) karena meningkatnya belum mencapai dua kali lipat," cetus dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement