Jumat 25 Jan 2019 08:27 WIB

Dinkes Tangerang Catat 21 Kasus DBD sejak Awal 2019

Dinkes juga telah mengantisiasi penyebaran virus itu dengan program PSN dan 4M.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Friska Yolanda
Aktivitas pengasapan (fogging) mencegah jentik nyamuk penyebab demam berdarah dan chikungunya.
Foto: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Aktivitas pengasapan (fogging) mencegah jentik nyamuk penyebab demam berdarah dan chikungunya.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Dinas Kesahatan (Dinkes) Kota Tangerang mencatat ada 21 kasus demam berdarah dengue (DBD) sejak awal 2019. Angka itu dinilai meningkat dari jumlah kasus pada tahun sebelumnya.

Kepala Dinkes Kota Tangerang Liza Puspadewi mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang telah melakukan beberapa langkah guna menekan angka pasien akibat DBD serta mencegah penyebaran DBD agar tidak semakin meluas. "Wali Kota bergerak cepat membuat Surat Edaran untuk kewaspadaan terhadap DBD diseluruh RS, instansi, puskesmas, kelurahan, kecamatan hingga RT/RW," kata dia dalam keterangan resminya, Jumat (25/1).

Ia menambahkan, Dinkes juga telah mengantisiasi penyebaran virus itu dengan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 4M Plus yang melibatkan kader-kader lingkungan. Selain itu, Dinkes juga melibatkan juru pemantau jentik (Jumantik) yang ada di rumah tangga dan sekolah.

Liza mengimbau, seluruh pihak untuk meningkatkan kewaspadan dari sekolah, kader lingkungan, dan masyarakat yang turut membantu pemerintah daerah dalam pengendalian penyakit DBD. "DBD bisa menjadi wabah karena berulang-ulang menghisap darah dari satu orang ke orang lain lewat perantara nyamuk Aedes aegypti. Untuk itu 4M Plus dan Jumantik intensitasnya akan ditingkatkan, dilakukan selama sebulan penuh secara kontinyu dan terus menerus," tutup Liza.

Ia menjelaskan, 4M Plus berarti menutup tempat penampungan air, menguras tempat penampungan air secara rutin minimal seminggu sekali, mengubur tempat penampungan air yang tidak terpakai, dan memantau jentik nyamuk seminggu sekali. Sementara plus berarti menghindari gigitan nyamuk menggunakan repelen anti nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, melakukan larvasidasi, dan menggunakan kelambu.

"Kalau demam berdarah dengue itu oleh virus. Semua virus itu menghasilkan panas. Kalau dia panas kita bisa bilang tersangka, kemudian kita periksa NS1-nya positif berarti dia punya virus dengue tapi tidak menyebabkan kebocoran darah. Baru yang ketiga kalau sudah bocor itulah yang dinamakan DBD," jelas Liza.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement