REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) berharap debat Capres soal lingkungan wajib membahas substansi bukan permukaan masalah. Diketahui, debat Capres tentang energi, infrastruktur dan lingkungan bakal dilangsungkan pada 17 Februari mendatang.
Ketua Tim Adhoc Politik Keadilan Ekologis WALHI, Khalisah Khalid menyayangkan debat perdana Pilpres 2019 yang tidak membahas substansi masalah. Menurutnya, kedua paslon cenderung menjauhi isu krusial. Padahal isu lingkungan juga sedikit bisa diusik pada sesi debat perdana dengan penekanan terhadap korupsi sumber daya alam.
"Kami mendorong paslon berani berdebat pada level substansi dan menjangkau problem mendasar dari persoalan lingkungan hidup dan sumber daya alam, bukan sebatas isu permukaan," katanya, Kamis (23/1).
Khalisah menilai tema kedua penting karena makin meningkatnya bencana ekologis, kebakaran hutan dan konflik lingkungan hidup. Menurutnya, masalah lingkungan tak bisa dipisahkan dari pembangunan ekonomi karena berkaitan dengan korporasi di dalamnya. "Sebelum menentukan hak politiknya, publik bisa menilai sejauhmana pemahaman dan komitmen kedua paslon serta keberaniannya menegakkan hukum terhadap kejahatan korporasi," tegasnya.
Ia menduga besar peluang hubungan korporasi dengan aktor politik. Sehingga menurutnya penting mengetahui komitmen Capres pada korporasi pelanggar lingkungan. Ia menyarankan salah satu contoh kasus yang patut dibahas ialah kebakaran hutan di Sumatra dan Kalimantan.
"Misal kebakaran hutan bisa jadi 1 kasus diangkat, ada pola apa di balik kejahatan lingkungan yang terus terjadi. Jangan cuma bahas dasarnya saja," ujarnya.