REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Beberapa wilayah di Sulawesi Selatan diterjang banjir yang salah satu penyebabnya adalah curah hujan tinggi. Menurut Plt Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BBMKG) Wilayah IV Makassar Joharman, curah hujan tinggi ini disebabkan adanya daerah tekanan rendah di sekitar laut Timor.
"Selain itu, kelembapan udara yang tinggi disertai labilitas udara dalam kategori labil sedang-kuat menyebabkan potensi pertumbuhan awan hujan sangat signifikan di wilayah Sulawesi Selatan khususnya pesisir barat dan selatan," kata Joharman, dalam keterangannya, Rabu (23/1).
Pada 21 Januari 2019, tercatat curah hujan di Panaikang 122 mm, Maros 133 mm, Hasanuddin 197 mm, Gowa 101 mm, Paotere 84 mm. Sedangkan pada tanggal 22 Januari 2019 curah hujan di Panaikang 65,4 mm, Maros 71,1 mm, Hasanuddin 78,4 mm, Gowa 92 mm, dan Paotere 78,4 mm.
Joharman menambahkan, selama sampai tanggal 26 Januari 2019, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang diperkirakan masih dapat terjadi di wilayah Sulawesi Selatan bagian barat dan selatan. Wilayah yang dimungkinkan mengalami hujan yakni Kota Makassar, Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkep, Kabupaten Barru, Kabupaten Gowa, Kabupaten Takalar, Kabupaten Jeneponto, Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Bulukumba, dan Kepulauan Selayar.
Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan dari curah hujan tinggi dan angin kencang yang akan terjadi hingga 26 Januari 2019. Potensi banjir bandang, genangan, angin kencang, dan pohon tumbang diperkirakan bisa terjadi.
"Masyarakat agar tetap memperbarui informasi dari BMKG serta instansi terkait untuk memastikan mitigasi bencana hidrometeorologi dapat dilakukan dengan baik," kata dia.
Inas Widyanuratikah