REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Intensitas curah hujan yang turun akhir-akhir ini, mengalami peningkatan. Termasuk, di Kabupaten Karawang. Karena itu, badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) setempat mulai fokus terhadap dampak dari musim penghujan ini. Mengingat, Karawang merupakan salah satu wilayah yang jadi langganan banjir.
Sekretaris BPBD Kabupaten Karawang, Supriyatna, mengatakan, memasuki musim penghujan instansi ini terus melakukan pemetaan terhadap dampak dari pergantian musim ini. Salah satunya, dari 30 kecamatan yang ada, wilayah yang paling rawan tergenangi banjir ada delapan kecamatan.
Yaitu, Telukjambe Barat, Telukjambe Timur, Karawang Barat, Rengasdengklok, Batujaya, Pakisjaya, Cilamaya Wetan, dan Cikampek. Sedangkan kecamatan lainnya juga, berpotensi. Namun, tidak serawan dari delapan kecamatan tersebut.
"Delapan wilayah ini, setiap tahunnya selalu ada laporan yang tergenang banjir saat musim penghujan," ujar Supriyatna, kepada Republika.co.id, Kamis (24/1).
Menurut dia, salah satu penyebab Karawang menjadi daerah langganan banjir, karena wilayah ini dilintasi oleh sejumlah sungao besar. Seperti, Sungai Citarum, Cibeet dan Cilamaya.
Jika curah hujan sangat tinggi, sambungnya, debit air sungai itu akan naik. Lalu, bila tak tertampung jadinya meluap ke daratan. Dampaknya, air akan menggenangi pemukinan, areal persawahan, termasuk tambak ikan.
Meski demikian, menjelang akhir Januari ini, berdasarkan pengamatan debit air sungai, terutama Citarum masih cukup aman. Bahkan, pihaknya berharap tahun ini tidak ada kasus kebanjiran.
"Inginnya seperti itu, tidak ada yang kebanjiran. Tetapi, kita tetap harus waspada apalagi saat musim penghujan seperti sekarang," ujarnya.
Sementara itu, sejumlah warga di Dusun Kramatjaya, Desa Telukbango, Kecamatan Batujaya, was-was memasuki musim penghujan ini. Mengingat, ada beberapa titik tanggul Sungai Citarum yang melintasi kawasan itu kondisinya memprihatinkan. Serta, rawan jebol.
"Ada beberapa titik tanggul yang kondisinya sudah terkikis. Khawatir, tanggul itu akan jebol saat puncak musim hujan. Sebaiknya, instansi terkait segera memerbaiki kondisi itu," ujar Ozos (34 tahun) warga setempat.
Bukan tanpa alasan warga takut banjir. Sebab, di 2013 lalu banjir besar terjadi di wilayah itu. Penyebabnya, tanggul Sungai Citarumnya jebol.