Kamis 24 Jan 2019 16:52 WIB

DBD Renggut Nyawa Ibu Hamil

Janin bayi anaknya berumur 5 bulan itu dikeluarkan sebab sudah meninggal.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Belasan warga Cimahi dan Bandung Barat dirawat di RSUD karena terkena penyakit DBD (Ilustrasi)
Foto: Republika/Fauzi Ridwan
Belasan warga Cimahi dan Bandung Barat dirawat di RSUD karena terkena penyakit DBD (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Nadia Agustina (22 tahun), warga Kampung Tipar RT 01 RW 03, Desa Padasuka, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, meregang nyawa, Kamis (16/1) lalu di salah satu rumah sakit swasta di Kota Bandung. Ibu satu anak yang tengah mengandung anak kedua ini, menderita penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Saat ditemui di kediamannya, Nina Nuriana (48) yang didampingi suaminya Agus Tarmedi (49) mengungkapkan, anaknya terlebih dulu mengalami demam dan panas yang tinggi pada Jumat (4/1) lalu. Kemudian, pada Ahad (6/1) dibawa ke rumah sakit swasta di Kota Bandung.

"Pertama, batuk dan panas. Setelah dari bidan diperiksa, dua hari kemudian dibawa ke rumah sakit, tapi kondisinya malah memburuk hingga akhirnya meninggal," ujarnya, Kamis (24/1).

Dia mengungkapkan, selama dua hari anaknya dirawat di ruangan biasa. Namun, dua hari kemudian dirawat di ruangan intensive care unit (ICU) karena kondisinya memburuk. Hingga anaknya sempat mengalami kondisi tidak sadarkan diri.

photo
Nyamuk demam berdarah.

Menurutnya, saat kondisi semakin memburuk, janin bayi anaknya berumur 5 bulan tersebut dikeluarkan sebab sudah meninggal dunia. Hal itu pun dilakukan agar kondisi Nadia diharapkan bisa semakin membaik dan pulih. 

"Keluarga juga tega nggak tega akhirnya mengizinkan pengangkatan itu (janin) dengan harapan ibunya bisa sehat," katanya. 

Nina mengungkapkan, anaknya berada di rumah sakit kurang lebih 10 hari. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh pihak rumah sakit, almarhum Nadia didiagnosis terkena penyakit DBD dan penyakit tipes. 

Dirinya mengungkapkan, di lingkungannya sendiri terdapat beberapa warga yang terkena penyakit DBD. Selama ini, dirinya selalu menjaga lingkungan dengan menjaga kebersihan di tempat-tempat yang tidak terjangkau.

Nina menambahkan, tidak lama setelah kematian Nadia, anaknya yang ketiga Melani (8) sempat dirawat di dua rumah sakit yang berbeda karena terserang penyakit DBD. Namun, yang bersangkutan saat ini sudah sembuh dan masih tahap pemulihan dan baru keluar dari rumah sakit.

"Putri almarhum (Nadia), Raisa Naura (5) juga sempat dirawat di rumah sakit karena panas dan kejang," ungkapnya. Dirinya berharap. agar kasus DBD menjadi perhatian pemerintah daerah agar tidak terulang kembali ada yang meninggal karena DBD.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Deni Zaeni membantah penyebab meninggalnya warga di RT 01 RW 03 Kampung Tipar karena penyakit DBD. Sebab, yang bersangkutan saat sakit tengah mengandung.

"Kesimpulannya masih diduga karena DBD karena hasil labnya (almarhum) tidak ada hanya ada CT Scan," katanya. Meski begitu hasil pemeriksaan penyelidikan epidemologi menyebutkan di rumah korban positif terdapat jentik nyamuk di dispenser dan kulkas. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement