REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dinas P3AP2KB Kabupaten Sleman, DIY, kembali menggelar Pelatihan Perlindungan Anak Terhadap Gizi dan Keamanan Jajanan Anak Sekolah (Lantera Zimanja). Kegiatan ini sekaligus jadi usaha mewujudkan Kabupaten Layak Anak.
Lantera Zimanja berlangsung 23-24 Januari 2019 di Rumah Makan Pringsewu, Desa Mulungan, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman. Ini menjadi usaha mendorong budaya mengonsumsi makanan bergizi dan jajanan sehat lingkungan sekolah.
Kepala Dinas P3AP2KB, Mafilindari Nuraini mengatakan, pelatihan diikuti puluhan orang pendidik dan tenaga kependidikan setingkat SD/I dan SMP/MTs. Tujuannya, memberikan pengetahuan dan pemahaman perlindungan anak.
Utamanya, terhadap gizi dan keamanan jajanan anak sekolah. Menurut Linda, pelatihan ini tentu menjadi suplemen pentingn dalam rangka mendukung terwujudnya Sleman sebagai Kabupaten Layak Anak.
Ia mengingatkan, Kabupaten Layak Anak memiliki setidaknya tiga unsur yang harus dipenuhi kabupaten layak anak. Mulai dari Desa Layak Anak, Pelayanan Kesehatan Ramah Anak dan Sekolah Ramah Anak.
Dalam pengembangan Sekolah Ramah Anak, ada beberapa tahapan yang harus dilalui. Karenanya, pelatihan Lantera Zimanja ini merupakan salah satu sarana melengkapi kegiatan perlindungan yang diberikan kepada anak.
Linda menjelaskan, kegiatan ini tidak cuma memberikan sosialisasi kepada siswa, guru, dan orang tua. Namun, sosialisasi diberikan justru kepada pedagang kantin maupun penjual keliling.
"Diberikan edukasi untuk berkomitmen memproduksi dan menjual makanan yang sehat bagi anak-anak," kata Linda, Kamis (24/1).
Pelatihan sendiri diberikan Ketua Departemen Gizi FKKMK Universitas Gadjah Mada (UGM), Toto Sudarso. Pada kesempatan itu, Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun menuturkan, program itu sendiri sudah dideklarasikan sejak Juli tahun lalu.
Pelatihan itu fokus sebagai usaha perlindungan anak terhadap gizi dan jajanan sekolah. Ia menerangkan, pelatihan meliputi pendidikan gizi bagi peserta didik, keamanan jajanan sekolah, dan pendidikan karakter.
Sri menilai, dibutuhkan komitmen besar antara pemerintah, masyarakat, produsen, dan penjual makanan. Ia menekankan, semuanya harus bersama-sama memberikan perlindungan yang terbaik bagi anak.
"Kami sangat mendukung program ini karena tidak melarang pedagang berjualan tapi mengajak berkomitmen untuk menjajakan makanan yang sehat, tidak hanya pedagang keliling saja, namun kantin-kantin sekolah," ujar Sri.
Selain Lantera Zimanja, cukup banyak langkah Dinas DP3AP2KB Sleman mewujudkan Kabupaten Layak Anak. Turut digelar lokakarya Pola Disiplin Positif bagi Lembaga Pengasuhan Alternatif.
Lokakarya ini menyasar kepada lembaga pengasuhan alternatif yaitu perwakilan Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) dan Himpunan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) Kabupaten Sleman.
Perwakilan datang dari 17 kecamatan yang diberikan wawasan bagaimana pendidikan karakter disiplin anak usia dini atau disiplin positif. Disiplin positif itu merupakan pendidikan disiplin dengan menghilangkan unsur kekerasan di dalamnya.
Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Hak Anak (PPHA) Sleman, Sri Budiyantiningsih menyampaikan, kegiatan menggandeng sejumlah pihak. Ada Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman dan Yayasan Satu Nama.
"Dengan keterlibatan berbagai pihak ini diharapkan menjadi komitmen bersama untuk melakukan aksi menuju Kabupaten Sleman yang ramah anak," kata Sri.
Pada kesempatan itu, turut dilaksanakan penandatanganan deklarasi mewujudkan PAUD yang ramah anak diwakili IGTKI dan Himpaudi di Sleman. Telah pula disusun buku petunjuk teknis PAUD ramah anak.