Kamis 24 Jan 2019 01:56 WIB

Kasus DBD di DIY Meningkat, Masyarakat Diminta Waspada

Fogging tak terlalu efektif memberantas sarang nyamuk.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Gita Amanda
Pencegahan DBD. (Ilustrasi)
Foto: Republika/ Wihdan
Pencegahan DBD. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Tingkat kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terus meningkat di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Untuk itu, masyarakat diimbau untuk mewaspadai penyebab kasus ini dengan menjaga kebersihan diri dan kebersihan lingkungan.

Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembayun Setyaningastutie mengatakan masyarakat harus aktif dalam melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Hal ini dilakukan untuk memberantas jentik-jentik nyamuk yang dapat menyebabkan terjadinya kasus demam berdarah.

PSN sendiri dapat dilakukan dengan fogging. Namun, hanya dengan fogging juga tidak terlalu efektif dalam memberantas sarang nyamuk.

Kegiatan tersebut harus dibarengi dengan menguras, menutup dan mengubur atau 3M. "Fogging itu tidak menyelesaikan masalah, karena hanya mematikan nyamuk-nyamuk biasa. Tapi, menguras, menutup dan mengukur itu malah yang baik. Membersihkan bak mandi, jangan ada jentik-jentik, itu yang utama," kata Pembayun kepada Republika, Rabu (23/01).

Sementara itu, jika timbul gejala DBD, diharapkan segera untuk dibawa ke tempat pelayanan kesehatan. Sehingga, penanganannya pun dapat dilakukan segera.

"Kalau timbul tanda-tanda shock itu seperti dingin tiba-tiba panas, tak ada nafsu makan, gangguan kesadaran, segera bawa ke rumah sakit. Tidak perlu menunda kalau kondisinya tidak nyaman seperti biasanya. Segera cari pelayanan kesehatan," kata Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Yudiria Amelia.

Dalam mencegah terjadinya DBD, peran masyarakat juga diperlukan. Salah satunya dalam pemantauan jemantik dengan gerakan satu rumah satu jemantik juga efektif untuk dilakukan.

"Ada imbauan juga dari Kemenkes satu rumah satu jemantik. Artinya setiap masyarakat itu punya tanggung jawab terhadap rumah masing-masing," kata Yudiria.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement