Rabu 23 Jan 2019 17:45 WIB

Kasus DBD di Yogyakarta Tinggi di Awal Tahun

Sejak awal Januari sendiri sudah terjadi delapan kasus DBD hingga Rabu (23/01).

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Esthi Maharani
Petugas kesehatan memberikan penanganan medis kepada pasien penderita Demam Berdarah Dengue (DBD)
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Petugas kesehatan memberikan penanganan medis kepada pasien penderita Demam Berdarah Dengue (DBD)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus meningkat. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, sejak awal Januari sendiri sudah terjadi delapan kasus DBD hingga Rabu (23/01). Sementara, data dari Dinas Kesehatan DIY per 21 Januari, untuk Kota Yogyakarta sendiri tercatat empat kasus sejak awal Januari.

Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Yudiria Amelia mengatakan, di bulan yang sama yaitu Januari 2018 terjadi tujuh kasus DBD di Kota Yogyakarta. Namun, diawal 2019, walau sudah ada delapan kasus masih nihil korban meninggal.

"Itu berarti ada peningkatan, apalagi saat ini belum sampai ke akhir Januari," kata Yudiria kepada Republika, Rabu (23/01).

Ia mengatakan, kenaikan kasus DBD ini memang biasa terjadi pada Januari hingga Februari. Hal itu dipengaruhi karena masuknya puncak musim hujan. Untuk itu ia mengimbau kepada masyarakat untuk menjaga aktif dalam melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

"Karena (PSN) itu bisa menjadi salah satu untuk pengandalian dan pencegahan penyakit DBD," tambahnya.

Walaupun begitu, tingkat kasus sejak 2016 hingga 2018 cenderung menurun di Kota Yogyakarta. Pada 2016 terdapat 1.705 kasus. Pada 2017 turun menjadi 414 kasus. Pada 2018, turun drastis menjadi 113 kasus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement