Rabu 23 Jan 2019 18:00 WIB

BNPB Catat Tinggi Muka Air Waduk Bili-Bili Sulsel Turun

Curah hujan ekstrem telah mengakibatkan naiknya air Bendungan Bili-Bili.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Muhammad Hafil
Bendungan (ILustrasi)
Foto: Google
Bendungan (ILustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggunalan Bencana (BNPB) mencatat saaat ini debit dan volume Wadul Bili-Bili, Sulawesi Selatan terus menurun. Hingga Rabu (23/1) pukul 14.00 WIB, tinggi muka air Waduk Bili-bili sudah mulai menurun menjadi 100,63 meter.

"Volume waduk sekarang 277,55 juta meter kubik, dan inflow sekitar 927,77 meter kubik per detik. Meskipun dalam batas siaga namun kondisinya terus mengalami penurunan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugoro, Rabu (23/1).

Hujan esktrem yang turun sejak Selasa (22/1) di Sulawesi Selatan menyebabkan debit dan volume Waduk Bili-Bili meningkat dan terjadi banjir di beberapa wilayah. Tercatat di beberapa stasiun penakar hujan milik Kementerian PUPR dan BMKG di Pos 1 Bawangkaraeng 308 milimeter per hari, Lengkese 329 milimeter per hari, KD-1 234 milimeter per hari, Limbungan 328 milimeter per hari, dan Bili-Bili 88 milimeter per hari.

"Intensitas curah hujan setebal ini tergolong ekstrem sehingga kondisi permukaan tanah tidak mampu menampung semuanya dan sungai juga tidak mampu mengaruskan aliran permukaan, akibatnya banjir," kata Sutopo.

BNPB mencatat, perahu karet dan bantuan makanan untuk pengungsi masih diperlukan. Korban hilang masih dilakukan pencarian. Kondisi hujan yang masih berlangsung dan luasnya wilayah yang terkena banjir menjadi kendala dalam penanganan.

Pemerintah daerah dan masyarakat diimbau untuk terus meningkatkan kewaspadaan menghadapi banjir dan tanah longsor. BMKG telah menyebarkan peringatan dini hujan lebat selama 23 sampai 30 Januari 2019. Sebagian besar wilayah Indonesia mengalami puncak hujan yang berlangsung selama Januari sampai Februari 2019.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement