REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) harus menutup peron 10 Stasiun Manggarai, guna revitalisasi stasiun, dan penutupan peron ini rupanya mempengaruhi waktu tempuh perjalanan kereta. Misalnya pada antrean kereta saat hendak memasuki Stasiun Manggarai, penumpang diharuskan bersabar menunggu bahkan hingga 40 menit.
Waktu antre masuk Stasiun Manggarai yang semakin lama ini, diharapkan pada para penumpang yang biasa berangkat kerja menggunakan kereta, agar berangkat lebih pagi. “Iya betul, ada pengaruh ke waktu tempuh,” ujar VP Corporate PT KCI, Eva Khairunnisa saat dihubungi Republika, Rabu (23/1).
Pantauan Republika, saat hendak memasuki Stasiun Manggarai dari arah Stasiun Tebet, kereta sempat berhenti di Stasiun Tebet sekitar 10 menit. Kemudian kereta jalan lagi perlahan, lalu berhenti lagi di tengah jalan hingga hampir 30 menit, baru kemudian masuk ke Stasiun Manggarai.
Tidak ada yang mengomentari kelambatan waktu tempuh kereta, lantaran penumpang yang naik bukan penumpang yang hendak berangkat kerja. Saat tiba di Stasiun Manggarai, para penumpang memang harus menggunakan indera pendengaran mereka dengan jeli lantaran beberapa kereta akan masuk dari peron yang tidak biasa.
“Hah? Apa katanya?” gerutu salah satu penumpang yang tidak begitu mendengar pengumuman petugas.
Dari pukul 11.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB, setelah dua jam itu, kereta mulai masuk dari peron yang tidak biasa. Sekitar pukul 12.20 WIB, kereta menuju Bogor masuk di peron 5 padahal di jam sebelumnya lebih sering di peron 8.
Lalu sekitar pukul 12.40 WIB, kereta menuju Bekasi masuk di peron 1 padahal biasanya masuk di peron 4. Kemudian masih di jam yang sama, kereta menuju Tanah Abang yang biasanya masuk di peron 5, kemudian masuk di peron 3.
Sejumlah penumpang yang terlanjur menunggu kereta di peron 5 harus segera berlari kecil untuk menuju ke peron 3. “Aduh gimana sih?” keluh penumpang lainnya yang menyebrang sembari membawa tentengan plastik di tangan kiri dan kanannya.
Salah seorang penumpang bernama Nasrul, mengaku sempat kebingungan dengan peron kereta yang berubah-ubah. “Tadi kan Bekasi katanya di peron 1, lalu datang lagi di peron 4 dan yang jalan duluan di peron 4. Ini kan membingungkan, tapi saya nggak buru-buru,” ujar dia saat ditemui di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, Rabu (23/1).
Stasiun Manggarai sebagai stasiun sentral pertemuan dari empat arah yaitu Bogor, Bekasi, Tanah Abang, dan Jakarta Kota sedang dikebut pembangunannya oleh Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten (BTPWJB) Kementerian Perhubungan.
Nantinya, Stasiun Manggarai akan dibangun menjadi tiga lantai yang memisahkan perjalanan KRL lintas Bogor/Depok-Jatinegara/Jakarta Kota, KRL lintas Bekasi-Jakarta Kota, kereta bandara, dan kereta jarak jauh.
Pantauan Republika, saat ini pekerjaan revitalisasi Stasiun Manggarai masih dalam proses pembangunan khususnya yang berada di peron 8, 9, dan 10. Pada peron 8 dan 10 merupakan jalur aktif yang saat ini dikhususkan untuk KRL lintas Jatinegara-Depok/Bogor dan Jakarta Kota- Depok/Bogor, sementara untuk peron 9 merupakan peron yang dikhususkan untuk kereta bandara.
Guna cepat terselesaikannya proses revitalisasi Stasiun Manggarai serta demi keamanan dan keselamatan para pengguna jasa, mulai Rabu (23/1) hingga 45 hari ke depan, peron 10 Stasiun Manggarai tidak bisa melayani naik dan turun penumpang, dikarenakan adanya pekerjaan konstruksi dengan alat berat.
Dengan penutupan peron 10 tersebut maka para pengguna jasa di Stasiun Manggarai yang akan menuju Depok/Bogor dilayani KRL di jalur 8, 5 dan 4. “Penutupan ini merupakan hasil koordinasi yang sudah dilakukan antara BTPWJB, PT KAI Daop 1 Jakarta, dan PT KCI. Saat ini PT KCI mengoperasikan 936 perjalanan KRL dengan 71 persen perjalanan, di antaranya melintasi Stasiun Manggarai,” papar Eva.
Selain dilalui KRL, Stasiun Manggarai juga dilalui kereta jarak jauh, kereta barang, dan kereta bandara dengan total perjalanan 725 perjalanan kereta per hari, sehingga menjadikan Stasiun Manggarai sebagai stasiun tersibuk di Jabodetabek.