REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Wakil Presiden (cawapres) nomor urut 01 Kiai Ma'ruf Amin tetap akan diberikan porsi sesuai kapasitasnya dalam menyampaikan materi debat kelima nanti. Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf, Erick Thohir menyebutkan bahwa porsi bicara Ma'ruf tidak akan jauh berbeda seperti debat pertama lalu. Alasannya, dalam debat pilpres tentu capres tetap harus lebih menonjol ketimbang cawapresnya.
"Kalau Pak Ma'ruf dipaksa berbicara soal hukum, kan beliau tidak pernah menjabat sebagai wapres. Kalau Pak JK mungkin bisa. Soal hukum ya mungkin selama beliau menjabat sebagai ketua MUI. Tapi kan tidak ada hubungannya sama debat," ujar Erick usai bertemu Kepala Staf Presiden, Moeldoko, di kantornya, Selasa (22/1).
Dalam debat kelima dengan tema 'ekonomi dan kesejahteraan sosial, keuangan dan investasi, perdagangan dan industri' nanti, Ma'ruf tetap diberikan porsi bicara. Porsinya namun tidak akan menyamai porsi bicara Jokowi sebagai capres. Menurut Erick, sah-sah saja bila tim sukses lebih menonjolkan capresnya. Sebab, 'judul' kontestasi politik ini adalah pemilihan presiden.
"Kan nanti isunya ada sumber daya alam. Sesuai kapasitasnya. Lagipula, saya kan pernah bilang. Ini kan pemilihan presiden. Yang jadi presiden wapresnya atau presidennya?" katanya.
Erick juga membantah anggapan bahwa belum ada chemistry antara Jokowi dan Ma'ruf dalam debat perdana pekan lalu. Erick memandang, Ma'ruf sudah cukup bijak dengan mempersilakan Jokowi menjawab pertanyaan.
"Kan Pak Ma’ruf bisa menjawab ‘silakan Pak Presiden’. Tapi kalau tidak ada yang mau dijawab ya hal yang normal," katanya.
Debat capres-cawapres yang disepakati KPU, BPN, dan TKN akan digelar lima kali. Rinciannya, debat pertama dilakukan untuk capres dan cawapres, debat kedua hanya untuk capres, debat ketiga dikhususkan untuk cawapres, debat keempat antarcapres, dan debat kelima digelar untuk capres dan cawapres.