Selasa 22 Jan 2019 20:14 WIB

Jokowi Dikritik Soal Beli Sabun, JK: Wajar di Masa Pemilu

Ketua Dewan Pengarah TKN menanggapi santai kritikan yang ditujukan ke Jokowi.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Bayu Hermawan
Jokowi dan Jusuf Kalla
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Jokowi dan Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin, Jusuf Kalla menanggapi santai kritikan dari sejumlah pihak, kepada Jokowi yang memborong sabun hingga Rp 2 miliar. JK menilai wajar banyak kritikan saat masa pemilu seperti saat ini.

"Pemilu itu hidup dengan kritik, kalau kampanye tidak ada kritiknya itu bukan masa pemilu itu," ujar JK di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa (22/1).

Karena itu, kata JK, TKN tak akan mempersoalkan kritikan tersebut. JK mengaku tidak mengetahui dari mana sumber dana yang digunakan Jokowi untuk memborong produksi UMKM tersebut.

"Jadi kita terima aja, kritik kritik, dijawab dijawab," ujar JK.

Sebelumnya, dalam kunjungan kerja ke Garut, Presiden Jokowi bertemu dengan produsen sabun cuci piring dan pakaian, Liliawati. Untuk membantu pertumbuhan UMKM, Presiden pun kemudian memesan 100 ribu sabun cuci senilai Rp 2 miliar.

Liliawati mengaku baru belajar membuat sabun sejak dua bulan silam, melalui video tutorial di internet. Kendati demikian, aksi Jokowi ini mendapatkan sindiran dari Ketua DPR RI Fahri Hamzah. Fahri pun meminta Jokowi untuk menjelaskan sumber dana yang digunakan untuk memborong sabun hingga Rp 2 miliar itu. Menurut dia, kejelasan sumber dana tersebut diperlukan agar tak menimbulkan polemik di masyarakat.

Baca juga: Pramono: Dana Pembelian Sabun Rp 2 Miliar dari TKN

Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyampaikan uang yang digunakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memborong 100 ribu sabun cuci piring dan pakaian merupakan dana dari tim kampanye nasional (TKN). Dana tersebut digunakan Jokowi untuk memesan sabun kepada seorang produsen di sebuah pameran, saat berkunjung ke Garut, Jawa Barat pada Sabtu (19/1).

"Jadi dana yang digunakan untuk membeli sabun sejumlah Rp 100 ribu sabun, per sabunnya Rp 20 ribu, totalnya Rp 2 M, itu adalah dana dari TKN," kata Pramono di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Selasa (22/1).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement