REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Berkarya Priyo Budi Santoso mengusulkan agar debat kedua pada 17 Februari mendatang diselenggarakan dengan format tarung bebas. Dengan demikian, setiap paslon diperkenankan untuk menyampaikan visi misi besarnya dalam memimpin Indonesia lima tahun ke depan.
"Kalau diperlukan kami menawarkan format debat free fight, tarung bebas di antara pihak-pihak, karena debat kedua ini head to head antara Pak Prabowo dan Pak Jokowi, calon presiden pemimpin republik ini," kata Priyo dalam diskusi Koalisi Berbicara 'Cuma Janji atau Indonesia Menang' di Media Center Prabowo-Sandiaga, Jalan Sriwijaya I, Jakarta Selatan, Selasa (22/1).
Priyo menganggap format debat dengan konsep tarung bebas semacam itu dianggap cukup mempan dalam menjawab keraguan masyarakat dalam melihat kemampuan calon presiden dan calon wakil presiden dalam berargumen. Kendati demikian, Priyo mengatakan debat dengan konsep tarung bebas tersebut masih akan tetap dalam koridor aturan yang disetujui oleh KPU dan tim sukses paslon.
"Penting moderator cemerlang dan terkontrol, tapi biarkan dua pemimpin bisa tarung bebas dimana mereka bisa eksplorasi gagasan-gagasan besar, mimpi-mimpi besar, dan rakyat berhak tahu karena kita nggak boleh beli kucing dalam karung," ujarnya.
Juru Bicara Prabowo-Sandiaga, Ferdinand Hutahaean, juga mengungkapkan hal serupa. Ibarat pertarungan gulat, dirinya berharap kedua paslon saling beradu gagasan di panggung. "Kami sudah mengajukan kepada KPU untuk tarung bebas aja. Seperti UFC. Tetapi tetap harus dimoderatori supaya rakyat kita betul-betul melihat siapa sih calon presiden yang memiliki gagasan untuk Indonesia lima tahun ke depan," tutur Ferdinand.