Rabu 23 Jan 2019 02:28 WIB

Februari, Fadli Yakin Elektabilitas Prabowo Ungguli Jokowi

Survei Median menyebut elektabilitas Jokowi tak mengalami kenaikan drastis.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Muhammad Hafil
Elektabilitas Jokowi dan Prabowo pascareuni 212.
Elektabilitas Jokowi dan Prabowo pascareuni 212.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Fadli Zon menanggapi hasil survei Median yang mengatakan bahwa elektabilitas Prabowo-Sandiaga mengalami kenaikan. Menurutnya hasil itu membuat dirinya semakin yakin bahwa elektabilitas Prabowo-Sandiaga bisa melampaui elektabilitas capres nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf pada awal Februari mendatang.

"Saya kira survei Median relatif lebih mendekati walaupun dalam survei kami jaraknya makin tipis. Saya kira ini merupakan satu hal yang membuat kami optimistis bahwa dalam waktu dekat, akhir bulan atau awal bulan depan sudah melampaui petahana," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (22/1).

Dalam survei internal BPN, Fadli menerangkan bahwa selisih pasangan Prabowo-Sandi dengan Jokowi-Ma'ruf tinggal berjarak 4-6 persen. Hasil survei internal tersebut dinilai Fadli tidak jauh berbeda dengan hasil survei yang dilakukan Median yang hanya tersisa 7-9 persen.

"Saya kira ini membuat data kami makin dekat," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (22/1).

Fadli lebih lanjut menjelaskan naiknya elektabilitas Prabowo-Sandiaga disebabkan oleh pergerakan tim kampanye, dan para caleg yang kian gencar mengkampanyekan Prabowo-Sandiaga. Selain itu perubahan cara pandang masyarakat terhadap pejawat juga dinilai jadi salah satu faktor lain meningkatnya elektabilitas paslon nomor urut 02 tersebut.

"Jadi utang menumpuk, harga makin naik, daya beli melemah, itu kan tidak bisa dibohongi. Tidak bisa pakai pencitraan, ya," tuturnya.

Sebelumnya Peneliti Median, Rico Marbun menjelaskan elektabilitas Prabowo-Sandi berada di angka 38,7 persen.  Sedangkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf unggul dengan angka 47,9 persen. Adapun yang belum menentukan pilihan sebesar 13,4 persen.

Rico menjelaskan hasil survei juga menemukan pertumbuhan suara pasangan Jokowi-Ma'ruf cenderung tak mengalami kenaikan drastis. Padahal kampanye pasangan 01 sudah terbilang masif. "Pada survei November 2018, pasangan Jokowi-Ma'ruf itu 47,7 persen suara. Sekarang Januari 47,9 persen, hanya naik 0,2 persen. Relatif stagnan," katanya saat rilis hasil survei, Senin (21/1)

Di sisi lain, angka elektabilitas pasangan Prabowo-Sandi malah tumbuh. Meski begitu angka pertumbuhannya cenderung perlahan. "Pasangan Prabowo-Sandiaga dulu waktu November 2018 meraih 35,5 persen. Sekarang naik 38,7 persen. Jadi bisa dilihat naik selisih 3,2 persen," tambahnya.

Diketahui, survei Median diadakan pada 6-15 Januari 2019 dengan memakai multistage random sampling dan proporsional. Median menghitung survei menggunakan jawaban dari 1.500 responden yang tersebar di seluruh Indonesia. Angka margin of error survei Median sekitar 2,5 persen. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement