Selasa 22 Jan 2019 14:14 WIB

Penderita DBD Jatim Meningkat Hingga 47 Persen

Kasus DBD tertinggi pada Januari 2019 terjadi di Kabupaten Tulungagung.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Friska Yolanda
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Jawa Timur, Siti Murtini
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Jawa Timur, Siti Murtini

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dinas Kesehatan Jawa Timur (Jatim) menyatakan jumlah penderita penyakit Demam Berdarah pada Januari 2019 meningkat hingga 47 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya. Penderita DBD di Jatim pada Januari 2019 sebanyak 1.634 orang, dimana 32 di antaranya meninggal dunia. Sementara di bulan yang sama tahun sebelumnya hanya 1.114 orang penderita DBD di Jatim.

"Ini sudah jelas karena kita musim penghujan. Biasanya kalau musim penghujan tiba itu pasti akan diikuti dengan peningkatan penyakit DBD. Kalau angkanya, dibandingkan Januari 2018 itu kelihatan ada peningkatan sampai 47 persen. Dari 1.114 kasus meningkat menjadi 1.634 kasus," kata Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Jawa Timur, Siti Murtini, Selasa (22/1).

Berdasarkan data yang ada, kasus DBD tertinggi di Jatim pada Januari 2019 terjadi di Kabupaten Tulungagung dengan 223 kasus. Dari kesemuanya itu, tiga orang dinyatakan meninggal akibat penyakit tersebut.

Baca juga, Tiga Kota di DKI Ini Diwaspadai Rawan DBD

Peringkat kedua ditempati Kabupaten Kediri dengan 160 kasus penyakit DBD, dimana 10 orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia. Selanjutnya ada Kabupaten Bojonegoro dengan 114 kasus penyakit DBD, dan dua orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia.

Selanjutnya di Kabupaten Ngawi dengan angka 99 kasus penyakit DBD, dimana dua orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia. Peringkat kelima adalah Kabupaten Blitar dengan angka 82 kasus, dimana satu orang di antaranya meninggal dunia. Hanya di Kota Batu yang tercatat tidak ada kasus penyakit DBD selama Januari 2019.

Siti mengaku, pihaknya sudah melakukan berbagai upaya untuk menekan angka penyakit DBD di Jatim. Salah satunya dengan dikeluarkannya surat edaran dari Gubernur Jatim Soekarwo, yang ditujukan kepada seluruh bupati/wali kota untuk melakukan gerakan-gerakan pemberantasan sarang nyamuk.

"Kita juga meningkatkan program terbaru yaitu satu rumah satu jumantik. Harapannya maka jentik yang di lingkungan rumah itu menjadi tidak ada. Kalau jentik tidak ada nyamuk tidak ada," ujar Siti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement