Selasa 22 Jan 2019 08:51 WIB

Survei Median yang Berbeda dengan Survei Lain

Berdasarkan survei Median elektabilitas Jokowi-Ma'ruf tetap unggul meski stagnan.

Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) berjalan bersama capres no urut 02 Prabowo Subianto sebelum mengikuti Debat Pertama Capres & Cawapres 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019).
Foto: Antara/Setneg-Agus Suparto
Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) berjalan bersama capres no urut 02 Prabowo Subianto sebelum mengikuti Debat Pertama Capres & Cawapres 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rizky Suryarandika, Amri Amrullah, Antara

Hasil survei yang dilakukan Median menunjukkan elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengalami kenaikan. Elektabilitas Prabowo-Sandi berada di angka 38,7 persen.

Peneliti Median, Rico Marbun menjelaskan elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf tetap unggul dengan angka 47,9 persen meski angka elektabilitas Prabowo-Sandi naik. Adapun, responden yang belum menentukan pilihan sebesar 13,4 persen.

"Pada survei November 2018, pasangan Jokowi-Ma'ruf itu 47,7 persen suara. Sekarang Januari 47,9 persen, hanya naik 0,2 persen. Relatif stagnan," katanya saat rilis hasil survei, Senin (21/1).

Di sisi lain, angka elektabilitas pasangan Prabowo-Sandi malah tumbuh. Meski begitu angka pertumbuhannya cenderung perlahan.

Sebelumnya, menurut Rico, pada hasil survei Median per November 2018, diketahui tingkat elektabiliatas Jokowi-Ma'ruf mencapai 47,7 persen sedangkan Prabowo-Sandiaga 35,5 persen. Selisih elektabilitas keduanya kala itu masih dua digit.

Namun, Rico menambahkan, memasuki Januari 2019, selisih kedua kandidat menjadi satu digit. Salah satu faktor penyebab stagnannya elektabilitas pejawat, Rico menyebutkan, sedikit banyak disumbang oleh tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan Jokowi yang masih ada di level medium atau sedang, yaitu sebesar 51,9 persen.

Menurutnya hasil itu tidak rendah, namun juga enggak tinggi. Ketidakpuasan masyarakat, lanjut Rico, terletak pada sisi ekonomi dengan masih beratnya beban masyarakat dalam memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari, seperti harga kebutuhan pokok dan listrik yang tinggi.

"Kelemahan itu sedikit banyak dimanfaatkan oleh Prabowo-Sandiaga yang mampu menyampaikan pesan bahwa beban ekonomi masyarakat saat ini sangat tinggi," papar Rico.

Survei Median dilakukan pada 6-15 Januari 2019 terhadap 1.500 responden dengan margin of error sebesar 2,5 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Responden dipilih secara random dengan teknik sampel acak bertingkat (multistage random sampling).

Analis politik IndoStrategi Arif Nurul Imam menilai hasil survei Median tak bisa dipandang sebelah mata. Arif memandang, hasil survei tersebut setidaknya memberi potret lain yang bisa menjadi bahan evaluasi kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden.

“Hasil survei ini tak bisa dipandang remeh, setidaknya sebagai data pembanding dari hasil survei lembaga lain yang gap perolehan suaranya masih berkisar belasan persen,” katanya dalam keterangan resmi, Senin (21/1).

Bagi pasangan pejawat Jokowi-Ma'ruf, menurut Arif, hasil survei ini menjadi peringatan dini supaya lebih giat dan mesti membuat strategi politik yang lebih jitu lagi. "Bagi kubu Prabowo-Sandi hasil survei ini merupakan kemajuan yang mesti ditingkatkan dalam melakukan kerja-kerja politik," ujarnya.

Sampai dengan saat ini, menurut Arif, dinamika elektabilitas kedua paslon akan terus bergerak dengan berbagai variabel politik. "Massa mengambang dan pemilih yang belum menentukan pilihan merupakan salah satu penentu variabel politik siapa yang akan menang dalam kontestasi pilpres,” ucapnya.

BPN optimistis

Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Suhud Alynudin mengungkapkan, jelang kurang dari tiga bulan waktu pilpres, BPN telah memetakan potensi suara yang akan membawa Prabowo-Sandi menang di 17 April 2019 mendatang. Keyakinan Prabowo-Sandi mendapat suara lebih ini setelah BPN melihat hasil survei internal di mana pasangan calon (paslon) pejawat yang stagnan di bawah 50 persen.

Dengan hasil survei Jokowi-Ma'ruf Amin dibawah 50 persen tersebut, ada selisih yang tidak terlalu jauh yang bisa dikejar tim Prabowo-Sandi. Alasannya, jumlah swing voters masih tinggi.

"Secara umum kami hanya perlu fokus di Pulau Jawa, terutama provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Karena kedua provinsi itu akan penentu selisih perolehan suara," kata Suhud kepada wartawan, Senin (21/1).

Ia mengungkapkan, lumbung suara besar untuk kemenangan Prabowo-Sandi tetap berada di Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta. Dan di luar Pulau Jawa, seperti di Sumatra, BPN sangat optimis mampu mengungguli perolehan suara dari pejawat, paslon nomor 01 Jokowi-Ma'ruf Amin.

"Luar Jawa kami optimistis bisa mengungguli," ujarnya.

Untuk itu, ia menegaskan, BPN akan mendapat perolehan tambahan suara dari debat capres-cawapres, yang secara perdana telah digelar 17 Januari lalu. Ia yakin kampanye dan debat capres akan menjadi penentu merebut suara dari swing voters.

"Kami yakin swing voters akan menetapkan pilihannya pada paslon kami, Prabowo-Sandi hingga di saat pencoblosan," tegas Suhud.

Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin mengungkapkan, kubunya yakin dapat meraup suara hingga 70 persen di Provinsi Jawa Timur saat Pilpres pada 17 April 2019. Keyakinan meraup suara hingga 70 persen tersebut dilatarbelakangi oleh dukungan warga Jawa Timur terhadap pasangan capres-cawapres nomor urut 01 tersebut.

"Dukungan kepada pasangan nomor 01 ini sebenarnya sudah mantap. Karena itu hanya tinggal menguatkan saja. Insya Allah, Jawa Timur akan mencapai 70 persen," ujar Ma'ruf seusai menjadi pembicara pada kegiatan "Halaqoh Nasionalisme-Menjaga Keutuhan NKRI" di halaman Kantor NU Center Kabupaten Madiun, Desa Munggut, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Jatim, Senin (21/1) malam.

Menurutnya, berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh sejumlah lembaga survei, tingkat elektabilitas pasangan capres-cawapres nomor urut 01 di Jatim telah mencapai 60 persen lebih. "Jadi kalau terus saja kita bangun, tinggal memperbesar perolehan jumlah itu," kata dia.

[video] Suara Jokowi Masih Unggul dan Prabowo Naik

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement