Senin 21 Jan 2019 22:01 WIB

Dishub Terapkan Rekayasa Lalu Lintas di Stasiun Bekasi

Rekayasa tersebut berlaku untuk angkot dan transportasi online

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Esthi Maharani
Antrean penumpang saat membeli tiket KRL Commuter Line di Stasiun Bekasi, Bekasi, Jawa Barat, Senin (23/7).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Antrean penumpang saat membeli tiket KRL Commuter Line di Stasiun Bekasi, Bekasi, Jawa Barat, Senin (23/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI – Dinas Perhubungan (Dishub) pada Senin (21/1) mulai menerapkan rekayasa lalu lintas di Jalan Perjuangan yang merupakan kawasan Stasiun Bekasi. Rekayasa tersebut berlaku untuk angkutan perkotaan (Angkot) serta transportasi daring baik ojek online maupun taksi online.

Kepala Seksi Pengendalian dan Operasional, Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Bambang Putra mengatakan, Angkot dan transportasi daring yang hendak menuju Jalan Perjuangan dari arah Jalan Ir. Djuanda, akan dialihkan ke Jalan Diklat. Pengalihan itu karena Angkot dan transportasi daring sering berhenti di bahu Jalan Perjuangan demi menunggu penumpang kereta api.

Dengan adanya pengalihan arus, maka titik menunggu penumpang KA ikut bergeser ke Jalan Diklat yang bertepatan dengan pintu keluar penumpang KA. “Sudah diterapkan mulai pukul 06.00 WIB oleh Polisi dan Satpol PP. Kemacetan hari pertama cukup berkurang sekitar 30 persen,” kata Bambang kepada wartawan di Bekasi, Senin (21/1).

Sebelumnya, Angkot, ojek online, dan taksi online kerap kali memicu kemacetan di Jalan Perjuangan. Mereka kerap berhenti di tepi jalan untuk menunggu penumpang yang keluar dari pintu utara sisi timur Stasiun Bekasi. Padahal, pintu tersebut juga berdekatan dengan pintu keluar masuk area parkir motor

Seiring diterapkannya rekayasa lalu lintas, penumpang KA yang keluar dan ingin menaiki angkot atau transportasi daring, diarahkan agar keluar dari pintu utara sisi barat Stasiun Bekasi. Hal itu untuk mendorong berpindahnya titik berhenti kendaraan umum. 

Meski rekayasa telah diterapkan, Bambang menilai pengarahan masih harus dilakukan. Terutama ketika jam-jam sibuk dimana intensitas keluar masuk penumpang KA meningkat. Khusus Dishub, Bambang mengatakan mengerahkan 50 petugas setiap hari seiring target rekayasa lalu lintas untuk mengurangi kemacetan sebesar 70 persen.

Kepala Stasiun Bekasi, Syarif Hidayat, mengatakan, pihaknya sebagai pengelola stasiun telah memberikan imbauan dan memasang papan informasi bagi para penumpang. Ia mengatakan, sebelumnya penumpang KA memang keluar dari pintu utara sisi timur sementara pintu utara sisi barat tidak dibuka.

“Jadi, ini memang tahap penyempurnaan. PT KAI mendukung upaya Pemkot Bekasi,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement