Senin 21 Jan 2019 19:58 WIB

Kiai Ma'ruf: Peran Kiai Seperti Gunung

Kiai Maruf mengatakan kiai punya peran dan pengaruh sangat dashyat bagi masyarakat.

Calon Wakil Presiden nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin saat akan  berangkat silaturrahim ke Sukabumi di kediamannya, Jalan Situbondo, Jakarta  Pusat, Rabu (19/12) pagi. Kiai Ma'ruf didampingi istrinya, Wury Estu  Handayani.
Foto: Dok Istimewa
Calon Wakil Presiden nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin saat akan berangkat silaturrahim ke Sukabumi di kediamannya, Jalan Situbondo, Jakarta Pusat, Rabu (19/12) pagi. Kiai Ma'ruf didampingi istrinya, Wury Estu Handayani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil presiden nomor urut 01, KH Maruf Amin mengatakan perjuangan para kiai ibarat gunung yang terlihat besar tapi diam, padahal sesungguhnya gunung ada gerakan yang dahsyat. KH Maruf Amin, mengatakan hal itu saat memberikan tausiyah pada acara Istighosah Qubro yang diselenggarakan Pondok Pesantren Bismillah Barubuk, di Padepokan Pencak Silat Banten, di Ciomas, Kabupaten Serang, Banten, Senin (21/1).

"Peran kiai seperti gunung, karena tidak terlihat gerakannya, tapi pengaruhnya  sangat dahsyat bagi masyarakat. Dapat menjaga persatuan dan kerukunan umat, serta mengajak umat ke jalan kebaikan," katanya.

Menurut Maruf Amin, semakin besar peran kiai maka tantangan dan ujiannya juga semakin besar. "Kiai turut berperan dalam menjaga perdamaian dan kerukunan dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat," katanya.

Mustasyar PBNU ini menjelaskan, dulu pada awal kemerdekaan, bangsa Indonesia mendapat tantangan besar yakni kembali penjajah yang ingin menjabat kembali Indonesia. Saat itu, kata dia, ada yang hadratussyek, KH Hasyim Asy'ari, yang membuat resolusi jihad untuk mengabarkan perang melawan penjajah, sehingga muncul perang pelayan penjajah yang pertempuran di Surabaya, yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan.

"Saat ini tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia, adalah soal ideologi yakni adanya kelompok-kelompok yang ingin mengubah Pancasila sehingga menimbulkan meretakkan di tengah bangsa Indonesia," katanya.

Menurut Ma'ruf, ulama juga berperan dalam menjaga agama dari penafsiran-penafsiran yang menyimpang, sehingga tidak menimbulkan konflik di tengah masyarakatnya. Ketua Majelis Ulama Indonesia (non-aktif) ini juga mencermati cara-cara kiai dan ulama dalam berdakwah, ada santun, ada yang diselingi humor, tapi ada juga yang galak, dan bahkan memaki-maki.

"Kalau Nabi Muhammad berdakwah mengajak umat menuju kebaikan dengan cara-cara  yang santun. Namun, saat ini banyak orang berdakwah tidak santun, galak. Banyak juga yang  al makiyun atau suka maki-maki," kata Ma'ruf.

Menurut Ma'ruf, perjuangan ulama, , seharusnya tidak menyalahi ajaran agama dan aturan. Ma'ruf mengibaratkan perjuangan ulama itu seperti gunung, yang terlihat diam, tapi  berpengaruh untuk masyarakat. "Gerakan kiai seperti gunung. Kita lihat gunung itu kayaknya tidak bergerak-bergerak, padahal gunung itu bergerak seperti geraknya awan. Ulama seperti tidak bergerak, padahal gerakannya dahsyat," ujar Maruf.

Menurut Ma'ruf, ulama memiliki peran mengubah masyarakat menuju jalan benar, menjadi pemimpin, dan mendidik santri. Ulama membuat pesantren untuk melakukan kaderisasi ulama-ulama berikutnya. Ulama juga berperan untuk menyiapkan tantangan yang dihadapi suatu bangsa. "Ulama juga harus menjaga negara, menjaga agama, juga menjaga akidah, makanya KH Hasyim Asy'ari ketika negara terancam, langsung bangkit membela NKRI, karena NKRI adalah harga mati," ucap Ma'ruf.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement