Senin 21 Jan 2019 17:46 WIB

190 Hektare Sawah Siap Panen di Banyumas Terendam Banjir

Sawah yang terendam banjir tersebar di tiga kecamatan.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Nur Aini
Ilustrasi banjir merendam sawah.
Foto: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Ilustrasi banjir merendam sawah.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Banjir yang melanda kawasan selatan Kabupaten Banyumas pekan kemarin, menyebabkan seratusan hektare sawah siap panen terendam air.

''Seluruhnya ada sekitar 190 hektare yang terendam. Sebagian bisa diselamatkan, sebagian lainnya tidak bisa karena terendam terlalu lama,'' kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pekerjaan Umum (PU) Sumpiuh, Imam Pamungkas, Senin (21/1).

Dia menyebutkan, tanaman padi yang terendam hanya paling lama 2 hari, biasanya masih bisa tumbuh. Tapi yang terendam lebih dari 2 hari, tanaman biasanya akan membusuk dan mati.

Tanaman yang terendam banjir itu, tersebar di tiga wilayah kecamatan yang pada pekan lalu dilanda banjir, yakni di wilayah  Kecamatan Tambak, Sumpiuh, dan Kemranjen. Areal sawah di kawasan tersebut, kebanyakan ditanam pada Oktober lalu, sehingga diperkirakan sudah akan memasuki musim panen pada Februari 2018 ini.

Dengan kondisi seperti ini, petani yang sawahnya mengalami banjir lebih dari dua hari, tidak akan bisa mengharapkan lagi hasil panennya. Mereka juga tidak mungkin menanam ulang tanaman padinya, karena sudah tidak akan bisa dipanen bersamaan dengan sawah lainnya yang tidak terendam banjir.

''Kalau sudah begini, petani hanya bisa pasrah. Mereka baru akan menanami lagi lawah sawahnya, bersama-sama pemilik sawah lainnya sehabis panen mendatang,'' katanya.

Imam menyebutkan, banjir yang melanda tiga wilayah kecamatan ini, sebagian disebabkan tanggul sungai yang jebol. Antara lain tanggul Sungai Sanggon di Desa Kuntili Kecamatan Sumpiuh, tanggul Sungai Angin di Kelurahan Sumpiuh Kecamatan Sumpiuh, dan tanggul Sungai Gatel di Desa Nusadadi, Kecamatan Sumpiuh.

''Seluruh tanggul sungai yang jebol, sudah kita lakukan penanganan darurat dengan menumpuk karung berisi pasir sebagai pengganti tanggul yang jebol,'' ujarnya.

Sedangkan untuk wilayah Tambak seperti di wilayah Desa Gentasari, menurutnya, karena wilayah tersebut memang daerah cekungan. Ketika terjadi  hujan deras di kawasan tersebut dan sekitarnya, maka wilayah tersebut akan menjadi daerah mirip danau. Hal itu karena air dari wilayah sekitar, akan mengalir ke wilayah tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement