Senin 21 Jan 2019 17:42 WIB

Kebakaran Dominasi Bencana di Kota Sukabumi

Dari 155 kejadian, kasus kebakaran paling banyak yakni mencapai 38 kejadian.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Andi Nur Aminah
Ilustrasi Kebakaran
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Kebakaran

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kasus kebakaran mendominasi kejadian bencana di Kota Sukabumi di sepanjang 2018 lalu. Kondisi tersebut disebabkan banyaknya kasus kebakaran yang terjadi di permukiman warga dalam kurun waktu setahun tersebut.

"Pada 2018 kasus kebakaran menjadi yang tertinggi dibandingkan yang lain," ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami kepada wartawan Senin (21/1).

Padahal sebelumnya bencana yang paling tinggi di Kota Sukabumi adalah tanah longsor. Menurut Zulkarnain, pada 2018 lalu jumlah bencana mencapai 155 kejadian. Kasus kebakaran paling banyak mencapai sebanyak 38 kejadian. Sementara tanah longsor hanya 30 kejadian.

Bencana lainnya yakni cuaca ekstrem 33 kejadian, gempa bumi 25 kejadian, angin topan atau puting beliung 19 kejadian dan banjir 10 kejadian. Sebelumnya pada 2017 lalu kasus kebakaran menempati peringkat tiga dalam kasus tertinggi bencana di Kota Sukabumi dengan 25 kejadian.

Pada waktu 2017 jumlah bencana sebanyak 160 kasus dan bencana longsor mendominasi sebanyak 50 kejadian. Selanjutnya cuaca ekstrem 40 kejadian, gempa bumi 23 kejadian, angin puting beliung 4 kejadian, dan banjir 18 kejadian.

Di sisi lain ungkap Zulkarnain, total kerugian akibat bencana dalam kurun waktu setahun mencapai Rp 4.881.640.000. Kerugian tersebut bersumber dari enam jenis bencana yakni kebakaran, cuaca ekstrem, banjir, longsor, angin topan, dan gempa bumi.

Menurut Zulkarnain, bencana kebakaran menjadi penyumbang terbesar kerugian yakni sebesar Rp 1.689.865.000. Sebabnya jumlah kasus kebakaran di Sukabumi paling tinggi yakni sebanyak 38 kejadian.

Selanjutnya cuaca ekstrem yang menyebabkan kerugian hingga Rp 1.111.900.000. Selain itu angin kencang Rp 857.375.000 dan longsor Rp 1.000.000.000. Terakhir gempa bumi Rp 79.000.000 dan banjir Rp 143.500.000.

Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi menambahkan, respons cepat ketika terjadi bencana menjadi hal yang penting. Upaya ini diperlukan sebagai bentuk kepedulian dan pelayanan kepada masyarakat yang terkena bencana. Selain itu untuk menekan kerugian akibat bencana dan timbulnya korban jiwa.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement