REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Menteri Pertahanan (Menhan), Ryamizard Ryacudu mengingatkan agar seluruh komponen bangsa mewaspadai kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Indonesia. Hal itu diungkapkan Ryamizard saat kunjungan kerjanya ke Palembang, Sumatra Selatan, Senin (21/1).
"PKI terbukti telah tiga kali melakukan pemberontakan di Indonesia. Ini harus dicegah dan patut diwaspadai," kata Ryamizard, Senin.
Ia mengaku tidak mengetahui secara pasti berapa jumlah orang PKI yang tersebar di Indonesia. "Kalau lama-lama dibiarkan, ya bisa menarik simpati. Itu masyarakat bisa dihasut. Nah, kalau memang mereka menghasut, ketok saja kepalanya. Bagi saya tidak ada urusan orang radikal, penjahat, ya ketok (tumpas) saja," tegas mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini.
Purnawirawan jenderal bintang empat ini, menegaskan, siapa pun yang terbukti terlibat atau menyebarkan paham tersebut, maka harus dihukum sesuai aturan yang berlaku. Ryamizard menegaskan, paham komunis tidak cocok di Indonesia karena tidak sesuai dengan ideologi negara, yakni Pancasila.
"Karena itu (PKI) bahaya laten. Kita bukan tidak suka komunisme, kalau di Rusia dan Cina, ya silakan. Bukan komunisnya yang kita persoalkan tetapi pemberontakannya," ujar Ryamizard.
Ryamizard juga mengingatkan agar para ulama dapat membantu meredam situasi politik yang dapat menimbulkan perpecahan di masyarakat menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. "Ulama atau habib harus dapat meredam panasnya suhu politik, bukan malah ikut-ikutan memaki kepada pemerintah. Habib apaan tuh?" kata Menhan.
Menurut dia, semua elemen bangsa menginginkan agar pesta demokrasi ini berjalan aman dan lancar. Oleh karena itu, ulama bisa memberikan pencerahan kepada masyarakat. Ryamizard juga meminta agar para ulama dan habib untuk menjaga dan memperkokoh persatuan bangsa demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).