Ahad 20 Jan 2019 05:08 WIB

Ini Hasil Survei Pascadebat Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi

Berdasarkan survei, undecided voters jauh berkurang pascadebat pertama Pilpres 2019.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Andri Saubani
Suasana usai debat pertama pasangan calon presiden dan wakil presiden pemilu 2019 di Jakarta, Kamis (17/1).
Foto: Republika/Prayogi
Suasana usai debat pertama pasangan calon presiden dan wakil presiden pemilu 2019 di Jakarta, Kamis (17/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analis Komunikasi Politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio mengungkap survei yang dia adakan pradebat calon presiden (capres)-calon wakil presiden (cawapres) dan setelah pascadebat digelar Kamis (17/1) kemarin. Hasilnya, hanya tinggal 9,4 persen dari 25,2 responden yang semula belum menetapkan pilihan presiden kini telah menetapkan pemimpin yang akan dicoblos usai menonton debat.

"Setelah debat (capres dan cawapres) alhamdulillah ada kepastian, tadinya dari 25,2 persen belum menentukan pilihan dan setelah menonton debat jadi turun tinggal 9,4 persen," katanya saat di diskusi bertema Panggung Dramaturgi Debat Capres, di Jakarta Pusat, Sabtu (19/1).

Kemudian, dia melanjutkan, ide-ide kedua kubu capres lebih disukai pascadebat yaitu 44,4 persen mengatakan idenya oke. Kendati demikian, ia menambahkan responden menilai kedua pasangan capres ini, baik Prabowo Subianto dan Joko Widodo (Jokowi) tidak memiliki hal yang baru untuk disampaikan. Ini terlihat dari 61,3 persen responden menilai Jokowi tidak memiliki hal yang baru untuk dibicarakan sementara Prabowo hanya 54,1 persen.

Sementara, untuk penilaian personal, responden menilai capres Jokowi lebih unggul 55 persen dibandingkan Prabowo yang hanya mendapatkan 32,3 persen. Kemudian responden yang berpendapat performa kedua capres sama baiknya yaitu sekitar 11 persen.

"Jadi secara keseluruhan, secara kasat mata kemarin Jokowi unggul. Pak Prabowo di bawah (Jokowi)," ujarnya.

Sementara untuk kategori cawapres, dia menambahkan, dimenangkan oleh Sandiaga Uno 72,5 persen dan pasangan Jokowi yaitu Ma'ruf Amin hanya memperoleh 20,6 persen. Menurutnya, minimnya pidato kampanye Ma'ruf dan hanya menjawab pertanyaan dengan tema terorisme mungkin sebagai strategi kampanye pasangan calon nomor 01 itu. Ia juga menggarisbawahi Jokowi yang tampil berbeda dibandingkan saat tampil pertama kali sebagai capres di debat pemilihan presiden 2014 lalu.

"Emosi (Jokowi) ada dan percaya diri, nyinyirnya juga ada. Cuma pak Prabowo saya pikir terlalu sopan kemarin," ujarnya.

Padahal, ia menyebut sebenarnya Prabowo bisa melakukan serang balik tapi hal itu tidak dilakukan. Ia menegaskan, ini menjadi catatan penting buat Badan Pemenangan Nasional (BPN) bahwa kalau tampilan Prabowo tetap sama di debat-debat berikutnya maka ia susah akan mengalahkan pejawat.

Karena itu, ia meminta BPN memberikan edukasi pada Prabowo supaya berani menyerang lawan politiknya dengan isu aktual. Di satu sisi, ia meminta mantan wali kota Surakarta itu mengurangi nyinyirannya.

"Karena ingat Anda dipilih sebagai presiden di Pilpres 2014 lalu karena lebih sederhana, blusukan ke rakyat," ujarnya.

Survei ini, dia melanjutkan, dilakukan pada 2.499 responden seluruh Indonesia dan dibagi dua surveinya pra debat dan setelah debat. Tujuannya untuk mengetahui respons responden sebelum debat dan setelah debat. Kemudian dari 2.499 responden dan yang akhirnya bersedia telepon 463 responden dan margin of error meningkat  4,5 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement