Sabtu 19 Jan 2019 22:34 WIB

Ini Klarifikasi Pernyataan Prabowo 'Korupsi tak Seberapa'

Prabowo tak mau menyerang balik personal lawan politiknya.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Teguh Firmansyah
Pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno saat debat pertama pasangan calon presiden dan wakil presiden pemilu 2019 di Jakarta, Kamis (17/1).
Foto: Republika/Prayogi
Pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno saat debat pertama pasangan calon presiden dan wakil presiden pemilu 2019 di Jakarta, Kamis (17/1).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Badan Pemenangan Nasional (BPN) calon presiden (capres)-calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengklarifikasi pernyataan Prabowo soal 'korupsi tak seberapa' tidak masalah.

Koordinator Jubir BPN Prabowo-Sandiaga Dahnil Anzar Simanjutak mengatakan, yang ingin disampaikan Prabowo ketika mengucapkan 'korupsi tidak seberapa' adalah konteks ketidakadilan.

"Ini terkait penegakan hukum, jangan sampai kemudian korupsi kecil di amplyfying menjadi korupsi besar tetapi korupsi besar ternyata tidak ditangani karena ada kepentingan politik yang besar. Itu jadi catatan pak Prabowo," katanya saat ditemui usai diskusi bertema Panggung Dramaturgi Debat Capres, di Jakarta Pusat, Sabtu (19/1).

Baca juga, KPU Pastikan tak Ada Bocoran Soal untuk Debat Kedua.

Ia menambahkan, justru sebenarnya Prabowo bisa saja menyerang balik rivalnya calon presiden Joko Widodo (Jokowi).  Tetapi ia mengaku hal itu sengaja tidak dilakukan oleh Prabowo karena tidak ingin mempermalukan Jokowi meskipun partai koalisinya yaitu PDIP yang merupakan partai terbanyak korupsi yaitu mencapai 75 persen dari total kasus operasi tangkap tangan.

"Ketua umumnya ada di belakang tetapi pak Prabowo tidak melakukan itu karena masalah fatsun terkait Megawati Soekarnoputri (ketum PDIP)," ujarnya.

Meskipun cawapresnya Sandiaga Uno ingin menyampaikan fakta itu, kata dia, Prabowo tetap menolak dan enggan dalam posisi menghina atau menjatuhkan orang lain di depan publik."Apalagi sama-sama capres," katanya.

Ia menjelaskan terlepas elektabilitas naik atau tinggi yang paling penting bagi Prabowo adalah fatsun politik. Beliau pantang mempermalukan orang termasuk rival politik di depan publik. "Misalnya menyebut partai PDIP paling korup walaupun itu kan partai Jokowi juga," ujarnya.

Ia menambahkan, ke depannya Prabowo akan meningkatkan elektoral dengan cara 'serangan kebijakan' dan tidak akan menyerang dalam konteks pribadi.

"Karena kalau yang diserang dalam konteks pribadi, saya pikir publik bisa menilai capres yang memiliki standar etika politiknya tinggi," katanya.

Sebelumnya saat debat calon presiden Kamis (17/1) kemarin, Prabowo menjelaskan pertanyaan capres Jokowi soal koruptor yang maju di pemilihan dari Partai Gerindra .

"Yang jelas, kalau kasus itu sudah melalui proses, dia sudah dihukum, kalau hukum mengizinkan dan rakyat menghendaki dia, karena dia memiliki kelebihan-kelebihan lain, mungkin korupsinya ngga seberapa...," kata Prabowo di debat capres, Kamis malam lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement