Jumat 18 Jan 2019 11:33 WIB

Wali Kota Cimahi Imbau Warga Berantas Sarang Nyamuk

Sebanyak 77 warga Cimahi terserang DBD.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Gita Amanda
Petugas kesehatan memberikan penanganan medis kepada pasien penderita Demam Berdarah Dengue (DBD). (Ilustrasi)
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Petugas kesehatan memberikan penanganan medis kepada pasien penderita Demam Berdarah Dengue (DBD). (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Wali Kota Cimahi, Ajay M Priatna mengajak sekaligus mengimbau kepada seluruh warga untuk rutin memberantas sarang-sarang nyamuk aedes aegypti yang menyebabkan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Hal ini terkait dengan meningkatnya kasus DBD di Kota Cimahi yang mencapai 77 orang warga terserang penyakit tersebut.

"Kita ketahui bersama dikarenakan ada semacam penderita (DBD), eskalasinya meningkat. Kemarin saya ke RSUD (Cibabat) kami dengar di semua rumah sakit juga sudah penuh dengan (pasien) penyakit DB," ujarnya saat meninjau ke rumah warga di RW 12, Kelurahan Pasirkaliki, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, Jumat (18/1).

Ia menuturkan, di RSUD Cibabat sendiri bahkan harus dilakukan penambahan ruangan untuk memfasilitasi warga yang ingin berobat karena DBD. Pihaknya pun saat ini tengah berupaya agar penyakit tersebut tidak meluas.

"Kami imbau masyarakat agar tempat yang senang tumbuh nyamuk itu tidak mau tumbuh," katanya. Pihaknya pun akan terus menggalakan upaya fogging ke pemukiman warga.

Dirinya mengungkapkan meninjau ke pemukiman padat penduduk untuk memastikan mereka peduli kebersihan. "Kelihatannya mereka sudah mulai sadar, lebih bersih," katanya.

Ajay mengungkapkan berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) jumlah penderita DBD asal Cimahi mencapai 77 orang. Pihaknya saat ini belum menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) dalam penyakit DBD. "Jangan ada yang meninggal. Status KLB belum," katanya. 

Sementara itu, Kepala Dinkes Kota Cimahi, Pratiwi mengungkapkan para penderita DBD berasal dari Kota Cimahi mencapai 77 orang dan tersebar di seluruh kelurahan yang ada. Ia mengatakan, penetapan KLB belum dilakukan sebab harus memastikan data terlebih dahulu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement