REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo tidak sepakat dengan pendapat Prabowo bahwa gaji birokrat terlalu kecil. Menurut Jokowi, gaji birokrat sudah cukup.
"Kita tahu gaji ASN atau PNS kita sekarang ini cukup, dengan tambahan tunjangan kinerja yang sudah besar," kata Jokowi dalam debat capres-cawapres putaran pertama di Hotel Bidakara Jakarta, Kamis (17/1) malam.
Menurut Jokowi saat ini yang paling penting adalah perampingan birokrasi dan sistem manajemen SDM aparatur negara yang terbaik.
"Yang penting sekarang perampingan birokrasi. Rekrutmen putra-putri, mutasi sesuai kompetensi, prestasi rekam jejak, integritas, dan ada pengawasan internal yang kuat," kata dia.
Jokowi menambahkan bahwa lingkungan internal dalam birokrasi memiliki peran yang sangat penting, selain juga pengawasan eksternal dari masyarakat yang bersih. Sebelumnya, Prabowo menyatakan bahwa penghasilan para pegawai negeri yang terlalu kecil merupakan akar masalah birokrasi di Indonesia.
Karena penghasilan yang kecil tersebut, maka Prabowo akan meningkatkan penghasilan aparatur negara atau birokrat dengan uang yang didapat dari meningkatkan rasio perpajakan dari 10 persen menjadi 16 persen.
Menanggapi jawaban Jokowi, Prabowo menuturkan tetap ada ketakutan di kalangan ASN soal masa depan mereka. Sehingga di sinilah terjadi sikap ragu-ragu dan tidak kuat saat mendapat godaan dan tawaran dari pihak swasta untuk bertindak di luar kepentingan rakyat
Sandiaga kemudian menambahkan, bahwa perlu ada pemanfaatan teknologi informasi untuk mencatat aset-aset yang dimiliki ASN. Dengan begitu menurutnya akan lebih sulit bagi mereka untuk melakukan korupsi.