Rabu 16 Jan 2019 20:02 WIB

Rizal: Gaya Perekonomian Gus Dur Perlu Dicontoh

Kepemimpinan Gus Dur mampu menelorkan anak bangsa yang cerdas dan berani.

Mantan menteri koordinator kemaritiman RI Rizal Ramli
Foto: Republika/Rahma Sulistya
Mantan menteri koordinator kemaritiman RI Rizal Ramli

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Mantan menteri koordinator perekenomian Rizal Ramli menyebutkan gaya perekonomian pemerintahan Almarhum Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur perlu dicontoh. Sebab, keberpihakan Gus Dur kepada rakyat sangat jelas.

"Pada saat saya diangkat menjadi Pimpinan Bulog waktu itu, permintaan Gus Dur cukup sederhana, yakni tugas saya hanya membuat petani senang," kata Rizal yang berbicara di acara Halaqoh Ekonomi "Membedah Konsep Ekonomi Gus Dur" di Surabaya, Jawa Barat, Rabu (16/1).

Rizal menjelaskan, Gus Dur waktu itu tidak meminta secara detail bagaimana kinerja setiap menterinya. Namun, tujuannya adalah keperbihakan pada rakyat.

Rizal menganggap kebijakan ekonomi waktu itu dinilai berhasil. Sebab, mampu mengembalikan kondisi krisis yang terjadi pada masa kepemimpinannya, 20 Oktober 1999 hingga 23 Juli 2001.

Menurut Rizal pada acara yang dihadiri para Pecinta Gus Dur itu, kepemimpinan waktu itu mampu menelorkan anak bangsa yang cerdas dan berani hingga saat ini. Misalnya, Mahfud MD, Khofifah Indar Parawansa, serta Luhut Binsar Pandjaitan.

"Gus Dur memiliki gaya sendiri dalam mengambil kebijakan, khususnya di bidang ekonomi, yakni bagaimana rakyat bisa senang dan hidup bahagia. Sebab, ekonomi waktu itu bukan hanya soal hitung-menghitung, namun berpihak kepada siapa dulu baru menghitung," katanya.

Rizal mengaku ada beberapa langkah strategis yang dilakukan Gus Dur untuk memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 5 persen, dari awalnya minus 3 persen. Pertama dengan menaikkan gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang masih sangat rendah, dan sepanjang masa kepemimpinan Gus Dur selama 21 bulan, gaji PN naik dua kali dengan besaran hingga 125 persen.

Dengan kenaikan itu, daya beli masyarakat menjadi naik. Bahkan, 95 persen dari total gaji dibelanjakan hingga akhirnya ekonomi menjadi kembali bergerak lebih cepat.

Pada saat yang sama, banyak petani dan pengusaha mikro kecil dan menengah (UMKM) tidak bisa bayar kredit karena tingginya bunga yang ditetapkan, yaitu mencapai 80 persen. Sebab, Gus Dur memutuskan untuk menghapus bunga dan petani atau UMKM hanya wajib membayar pokok kredit. 

Selanjutnya, bunga perumahan dilakukan pemangkasan agar sektor perumahan kembali bergairah. "Gus Dur juga berupaya menaikkan ekspor hingga dua kali lipat dan melakukan stabilisasi harga beras sepanjang masa pemerintahannya, dan Gus Dur mampu mengembalikan laju ekonomi Indonesia," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement