REPUBLIKA.CO.ID, SIEM REAP -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, kemampuan capres dan cawapres dalam mempertahankan dan beradu argumen dalam debat pilpres perdana bisa mempengaruhi perolehan suara sekitar 5 hingga 6 persen. Debat perdana akan digelar besok, 17 Januari 2018.
"Setidaknya, sekarang ini kandidat lebih siap untuk menjawab. Itu sangat berpengaruh, bisa mempengaruhi lima sampai enam persen itu; tambahan atau malah turun kalau salah," kata Wapres JK, di sela kunjungan kerjanya di Siem Reap, Kamboja, Rabu (16/1).
Pengaruh tersebut, menurut JK, bisa saja menambah atau bahkan mengurangi suara, tergantung dari jawaban masing-masing capres dan cawapres. Dengan adanya kebijakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI yang memberikan bocoran pertanyaan debat, JK mengatakan hal itu juga menjadi faktor penentu naik atau turun elektabilitas pasangan calon.
Apabila pasangan capres-cawapres bisa menjawab pertanyaan yang sudah diberikan KPU, maka potensi perolehan suara akan naik. Namun jika sebaliknya, tentu masyarakat akan menganggap pasangan capres-cawapres tidak kompeten menjawab pertanyaan debat yang telah diberitahukan sebelumnya.
"Sekarang lebih mudah, karena pertanyaan dibocorkan kan, lebih mudah. Kayak bimbingan belajar saja gitu kan, mempelajari soal-soalnya," ujar JK.
JK yang sudah tiga kali mengikuti debat pilpres, mengatakan, kemampuan moderator dan tim panelis juga menentukan kualitas debat dari dua pasangan capres-cawapres itu. "Tentu juga tergantung pada dua hal, yaitu kemampuan moderator untuk (capres-cawapres) berbicara sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat; dan juga bagaimana para panelis itu menjiwai apa yang diharapkan dan diketahui masyarakat," ujarnya.
Pelaksanaan debat pilpres perdana, Kamis (17/1), akan mengusung tema hukum, hak asasi manusia, korupsi, dan terorisme. Sebagai rangkaian kampanye, debat pilpres akan berlangsung lima kali, yakni dua kali untuk debat pasangan calon, dua kali debat calon presiden dan satu kali debat calon wakil presiden.