Rabu 16 Jan 2019 16:44 WIB

Desmond Yakin Prabowo akan Ungkap Penculikan Aktivis 98

Selama ini Prabowo dianggap terlibat dalam penculikan aktivis di rezim orba.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Karta Raharja Ucu
Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Desmond Junaidi Mahesa.
Foto: Republika/Mutia Ramadhani
Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Desmond Junaidi Mahesa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Gerindra Desmond J Mahesa optimistis calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto bersedia mengungkap kasus penculikan aktivis 1998, bila terpilih sebagai presiden di pilpres 2019. "Kalau 1998 menurut keyakinan saya pasti dibongkar. Kenapa? Kalau ini tidak dibongkar seolah-olah yang dituduhkan kepada Pak Prabowo itu benar lho," kata Desmond saat ditemui di kegiatan peringatan Lima Belas Januari (Malari) di Taman Ismail Marzuki, Selasa (15/1).

Selama ini, kata dia, Prabowo sering dianggap terlibat dalam penculikan dan penghilangan beberapa aktivis di akhir rezim orde baru. Saat itu, Prabowo menjabat Komandan Kopassus.

Desmond menilai, salah satu upaya membuktikan Prabowo tidak terlibat dalam penculikan paksa aktivis dan mahasiswa yaitu dengan mengungkapkannya pada publik. "Ya memang untuk mengatakan dia tidak benar harus membuktikan peristiwa itu. Tidak mungkin dia melanggar sumpah presiden," ujarnya.

Menurutnya, jika Prabowo melanggar sumpah sebagai presiden dan tidak membongkar kasus itu, maka ia sendiri yang akan menuntut pimpinan partainya itu. "Kalau dia melanggar sumpah presiden yah, saya sendiri sebagai mantan korban, saya akan tuntut dia. Kalau dia melanggar sumpah jabatan," ucapnya.

Wakil Ketua Komisi III DPR itu berharap pengungkapan penculikan 1998 perlu dilakukan supaya kasus sejenis tak terjadi lagi. "Bicara tentang HAM bukan pidana biasa. HAM ini adalah pertanggungjawaban negara untuk melindungi warga negaranya. Tujuannya agar peristiwa masa lalu tidak terulang lagi kan," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement