REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Harga komoditas tomat di sejumlah pasar tradisional di Cianjur, Jawa Barat, terus merangkak naik. Hal ini diduga akibat minimnya stok di tingkat petani.
"Stok minim karena sebagian besar petani mengalami gagal panen karena sejak beberapa bulan terakhir, intensitas hujan cukup tinggi di berbagai wilayah," kata Hendi Saeful Maladi suplkayer di Kecamatan Cianjur, Selasa (15/1).
Ia menjelaskan tingginya intensitas hujan membuat buah tomat di kebun rusak dan busuk. Sehingga tidak jarang petani menjual tomat yang masih muda.
Akibat minimnya hasil panen, harga tomat terus naik karena minimnya stok di tingkat petani. "Harga tomat dalam satu bulan terakhir sudah tiga kali naik. Saat ini harga perkilogram mencapai Rp 8.500 yang sebelumnya hanya Rp 6.500 per kilogram," katanya.
Menurut dia, sebelum terjadinya kenaikan harga akibat minimnya stok harga tomat di pasar tradisonal hanya Rp 5.500 per kilogram dan tidak pernah melambung. Minimnya stok tomat di Cianjur yang berkualitas bagus, membuat dirinya terpaksa memesan tomat dari luar Kota untuk memenuhi pesanan dari toko swalayan.
"Untuk memenuhi pesanan dari setiap pelanggan, saya dfan karyawan membeli langsung ke wilayah Garut, itu pun dengan harga yang cukup tinggi karena tomat di tingkat pengepul atau petani sekalipun sangat minim," katanya.
Setelah terjadinya kelangkaan, ia terpaksa turun langsung ke tempat penampungan yang ada di Kabupaten Garut, dengan harga tomat berkualitas bagus mencapai Rp 13 ribu per kilogram.