REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyebut pidato kebangsaan yang disampaikan Prabowo Subianto Senin (14/1) tadi malam 'gagal'. Namun, gagal yang dimaksud Fahri, yakni pidato Prabowo gagal memenuhi keinginan pihak yang selama ini beranggapan dia tampil menakutkan dan membahayakan.
Fahri menerangkan, ada upaya pihak tertentu yang mencitrakan Prabowo sosok emosional, terperamental dan mengancam demokrasi. "Jadi saya kira saya bilang gagal itu karena gagal seperti yang diinginkan orang bahwa dia akan tampil menakutkan. Tapi justru dia tampil sebaliknya, rekonsiliatif," ujar Fahri di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (15/1).
Menurutnya, pidato semalam justru menampilkan Prabowo sebagai sosok yang toleran, akomodatif dan negarawan. Itu menjawab keraguan sejumlah pihak yang mengaitkan latarbelakang Prabowo sebagai militer jika ia terpilih menjadi pemimpin.
"Akhirnya dijawab sama dia bahwa dia itu adalah seorang negarawan republik yang akan mengakomodir semua orang, akan siap dikritik dan mendengar, akan menjadikan anak-anak bangsa yang terbaik apapun agama suku dan sebagainya sebagai bagian dari timnya," kata Fahri.
Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Nomor Urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno bersiap menyampaikan pidato kebangsaan di Jakarta Convention Center, Senin (14/1). (Republika/Putra M Akbar)
Terlebih, Fahri mengatakan, Prabowo dalam pidatonya terbuka untuk meneruskan kerja Pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin jika terpilih menjadi presiden. Padahal, bisa saja ada keinginan pendukung untuk tidak meneruskan kerja Pemerintahan sebelumnya.
"Ternyata dia tidak begitu, bahkan dia bilang mohon kedewasaan kita semua bahwa apapun presiden sebelumnya termasuk Pak jokowi pun punya jasa dan punya kerja bagi republik," kata Fahri
Fahri menilai Prabowo tampil apa adanya dalam pidato semalam. Karena itu, ia berharap pihak pihak tertentu berhenti mencitrakan Prabowo dengan sosok menakutkan. "Ayolah kita bersama-sama nggak ada yang perlu ditakutkan," kata Fahri.