Senin 14 Jan 2019 23:29 WIB

Tanggapi Tudingan BUMN Bangkrut, Darmin: Kesimpulan Ceroboh

Menteri BUMN meminta data yang kuat terkait ucapan capres Prabowo

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution (tengah) dan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Fauzan (kanan) memberikan keterangan pers seusai kegiatan kuliah umum, di Hall Dome UMM, Kamis (13/12).
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution (tengah) dan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Fauzan (kanan) memberikan keterangan pers seusai kegiatan kuliah umum, di Hall Dome UMM, Kamis (13/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai bahwa anggapan bangkrutnya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah kesimpulan yang ceroboh. Darmin menanggapi tudingan yang dilontarkan oleh calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, bahwa satu per satu BUMN mengalami kebangkrutan.

"Dasarnya apa. Itu kesimpulan yang terlalu ceroboh. Nggak ada komen saja kalau sudah begitu," jelas Darmin di Kantor Presiden, Senin (14/1).

Senada dengan Darmin, Menteri BUMN Rini Soemarno juga meminta Prabowo tidak asal melontarkan asumsi. Ia meminta data yang kuat atas anggapan soal bangkrutnya BUMN tersebut.

"Ya buktinya mana. Orang ngomong kan bisa saja. Gampang bicara. Sekarang lihat bukti-buktinya apa," kata Rini.

Salah satu BUMN yang disinggung Prabowo adalah Garuda Indonesia. Berdasarkan rangkuman Republika, hingga September 2018 lalu Garuda Indonesia memang masih mencatat rugi bersih 131,72 juta dolar AS. Angka ini lebih rendah 36 persen dibandingkan rugi bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya 207,49 juta dolar AS. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement