Senin 14 Jan 2019 19:34 WIB

Pemkab Pandeglang: Tsunami Akibatkan 1.033 Rumah Rusak

Pemkab Pandeglang tengah melakukan validasi data rumah terdampak tsunami.

Petugas membersihkan puing-puing rumah dan sampah pasca terjangan tsunami Selat Sunda di Kampung Teluk Nelayan I, Labuan, Pandeglang, Banten, Rabu (9/1/2019).
Foto: Antara/Harosan Akhmad
Petugas membersihkan puing-puing rumah dan sampah pasca terjangan tsunami Selat Sunda di Kampung Teluk Nelayan I, Labuan, Pandeglang, Banten, Rabu (9/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Pemerintah Kabupaten Pandeglang mencatat 1.033 unit rumah di daerah ini mengalami kerusakan akibat diterjang bencana tsunami, pada Sabtu (22/12). Pemerintah Kabupaten Pandeglang melakukan validasi data rumah warga yang mengalami kerusakan akibat bencana tsunami.

"Bencana tsunami juga mengakibatkan ratusan orang meninggal dunia, luka-luka dan hilang serta warga kehilangan rumah," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Pandeglang Ferry Hasanuddin saat memimpin Rapat Validasi Bencana Tsunami, Senin (14/1).

Data validasi itu nantinya akan ditindaklanjuti pemerintah pusat dan provinsi untuk dijadikan pengkajian. Sebab, mereka para korban tsunami sangat membutuhkan kehidupan yang layak, di antaranya rumah.

Pemerintah dan BUMN dalam waktu dekat merealisasikan pembangunan hunian sementara kepada warga pengungsi. Berdasarkan hasil validasi data tercatat 1.033 unit rumah di pesisir Pandeglang mengalami rusak berat, ringan dan sedang.

"Kami berharap mereka secepatnya bisa ditangani pemerintah pusat dan provinsi," katanya.

Menurut Sekda, pendataan validasi rumah melibatkan tim dan seluruh stakeholder. Sebab, pendataan validasi sangat penting agar warga menerima bantuan dengan tepat sasaran.

"Semua data itu ditindaklanjuti pemerintah pusat dan provinsi," jelasnya.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Pandeglang Kurnia Satriawan mengatakan data validasi sebanyak 1.033 unit rumah yang mengalami kerusakan akibat bencana tsunami tersebat di delapan kecamatan. Dari 1.033 unit itu antara lain kerusakan ringan sebanyak 209 unit, sedang 115 unit, rusak berat 162 unit, dan rusak total 547 unit.

"Data validasi itu dilaporkan pada pemerintah pusat maupun provinsi untuk diverifikasi dan di tindak lanjuti," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement