Senin 14 Jan 2019 16:57 WIB

900 Ton Sampah Kota Terbuang Setiap Hari

Kapasitas armada truk pengangkut sampah yang ada masih dibawah rata-rata

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Esthi Maharani
Timbunan sampah di kali perbatasan antara Keluarahan Pejuang, Kota Bekasi dan Desa Setia Asih, Kabupaten Bekasi. Sampah tersebut merupakan sumber tumpukan sampah di Kali Pisang Batu, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi yang saat ini tengah diangkut oleh belasan truk.
Foto: Republika/Dedy D Nasution
Timbunan sampah di kali perbatasan antara Keluarahan Pejuang, Kota Bekasi dan Desa Setia Asih, Kabupaten Bekasi. Sampah tersebut merupakan sumber tumpukan sampah di Kali Pisang Batu, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi yang saat ini tengah diangkut oleh belasan truk.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI – Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi mengakui hingga saat ini belum sepenuhnya sampah perkotaan tertangani dengan baik. Hal itu disebabkan oleh kapasitas armada truk pengangkut sampah yang masih dibawah rata-rata produksi sampah harian. Selain itu, belum semua bank sampah yang dikelola rukun warga beroperasi secara penuh.

Kepala Seksi Penanganan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bekasi, Nazirwan, mengatakan, produksi sampah dari masyarakat Kota Bekasi saat ini mencapai 1.700 ton per hari. Sementara, 239 armada truk yang ada di Kota Bekasi baru mampu mengangkut antara 600-700 ton sampah per hari, sehingga sekitar 1.000 ton sampah tidak terangkut.

“Memang armada baru mampu mengangkut 40-45 persen sampah perkotaan saja. Sisanya, kita coba melakukan pengolahan di sumber sampah,” kata Nazirwan saat ditemui di Plaza Patriot, Bekasi, Senin (14/1).

Pengolahan yang dimaksud yakni melalui bank sampah yang didirikan di tingkat RW. Nazirwan menjelaskan, dari total 1.013 RW di Kota Bekasi, baru 911 RW yang terdaftar memiliki bank sampah. Meski begitu, dari 911 bank sampah yang terdaftar, Nazirwan mencatat baru sekitar 200 bank sampah yang aktif beroperasi.

Akibatnya, peran bank sampah terhadap pengolahan sampah masih minim. Pihaknya mencatat, hingga saat ini bank sampah baru mampu mengolah 10-15 persen dari 1.000 ton sampah rumah tangga yang tidak terangkut. Presentase itu setara dengan 100-150 ton sampah sehingga sekitar 850-900 ton sampah terbengkalai.

“Sisanya terbuang seperti di TPS liar. Inilah keterbatasan kita. Biasanya ada juga warga yang bekerja sama dengan pihak ketiga untuk pengangkutan sampah, tapi kita tidak tahu,” kata dia.

Di satu sisi, Nazirwan mengatakan bahwa kapasitas Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Sumur Batu, Bantargebang mulai penuh. Ia mencatat, total kapasitas TPSA Sumur Batu seluas 20 hektar sudah terpakai.

Oleh sebab itu, pada tahun 2018 pihaknya melakukan perluasan sekitar 1,1 hektare dengan menelan anggaran sebesar Rp 7,6 miliar. Adapun di tahun ini, DLH Kota Bekasi akan kembali melakukan perluasan TPSA sebanyak 1,15 hektare.

“Jadi untuk menyikapi sampah yang terbuang kita pakai dua strategi. Perluasan TPSA dan terus mengatasi sampah di sumber,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement