Senin 14 Jan 2019 16:05 WIB

Benarkah Tarif Pesawat Terbang akan Diturunkan?

Penurunan harga tiket bisa mencapai 20 persen hingga 60 persen.

Pesawat lepas landas terlihat dari menara kontrol (Air Traffic Controller/ATC) Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Pesawat lepas landas terlihat dari menara kontrol (Air Traffic Controller/ATC) Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID,

Oleh  Idealisa Masyrafina, Rahayu Subekti

JAKARTA -- Maskapai penerbangan yang tergabung dalam Indonesia National Air Carrier Association (INACA) atau Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia sepakat menurunkan tarif tiket pesawat. Penurunan tarif dijanjikan bisa mencapai 60 persen dari harga yang berlaku saat ini.

Ketua Umum INACA Ari Askhara menjelaskan, penurunan tarif bisa dilakukan setelah adanya kesepakatan dengan pemangku kepentingan di sektor penerbangan. Setelah banyaknya keluhan masyarakat atas tingginya harga tiket, kata dia, INACA langsung berkoordinasi dengan PT Angkasa Pura (AP), Airnav, hingga Pertamina.

"Saat ini, ada komitmen positif terkait penurunan biaya kebandaraan dan navigasi dari AP I dan II, Airnav, dan juga Pertamina," kata Ari dalam konferensi pers di Jakarta, Ahad (13/1).

Komitmen itu membuat maskapai yang menjadi anggota INACA dapat melakukan penyesuaian biaya operasional layanan penerbangan. Sehingga, kata dia, tarif tiket penerbangan dapat diturunkan. "Kita bisa kembali ke harga normal seperti sebelum Natal dan tahun baru 2019," kata Ari.

INACA menaungi 31 maskapai penerbangan. Berdasarkan informasi di laman resmi INACA, sebanyak 10 di antaranya merupakan maskapai dengan penerbangan terjadwal, yaitu Garuda Indonesia, Air Asia, Citilink, Sri wijaya Air, Trans Nusa, dan Trigana Air Service. Selain itu, ada Nam Air, Air Asia, Indonesia Air, dan Xpress Air.

Ari mengklaim, anggota INACA sebenarnya sudah menurunkan harga tiket pesawat sejak Jumat (11/1). Namun, penurunan tarif baru dilakukan pada beberapa rute penerbangan, di antaranya Jakarta-Denpasar, Jakarta-Yogyakarta, Jakarta-Surabaya, dan Bandung-Denpasar. Dia berjanji tarif untuk rute penerbangan domestik lainnya juga akan diturunkan secara bertahap. "Penurunan harga tiket bisa mencapai 20 persen hingga 60 persen," ujar dia.

Dengan persentase tersebut, Ari memastikan harga tiket yang dijual akan menjauhi tarif batas atas. Dia menegaskan, meski saat ini banyak maskapai yang mengalami kesulitan, INACA ber komitmen memperkuat akses masyarakat terhadap layanan penerbangan nasional.

Begitu juga dengan keberlangsungan industri penerbangan nasional tetap terjaga. "Ini kami lakukan agar dapat selaras dengan mekanisme pasar industri penerbangan dan daya beli masyarakat," tutur Ari.

Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengiyakan pihaknya telah melakukan pertemuan dengan maskapai untuk membantu menurunkan biaya operasional ma kapai. Dia menegaskan, AP II mendukung langkah-langkah untuk penurunan tarif. "Prinsipnya kita akan men dukung biaya-biaya langsung atau direct cost karena komponen biaya ada dua, satu ke maskapai dan satu lagi yang dirasakan penumpang," ujar Awaluddin.

Dia menjelaskan, beberapa biaya langsung tersebut adalah pelayanan jasa pendaratan, penempatan, dan penyimpanan pesawat udara (PJP4U). Selanjutnya merupakan biaya yang dikenakan ke penumpang. Awaluddin mengatakan, biaya tersebut akan diga bung dan ada persentasenya. "Nanti itu akan bisa dikembalikan kepada maskapai dan itu jadi komponen yang dapat menurunkan biaya maskapai," katanya.

photo
Sebuah pesawat udara terbang melintas di atas jalan raya saat bersiap mendarat di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Senin (14/1/2019).

Garuda Indonesia sebagai salah satu anggota INACA mulai menurunkan harga tiket seiring berakhir masa peak season. VP Corporate Secretary Garuda Indonesia Ikhsan Rosan mengatakan, penjualan tiket dengan harga lebih rendah sudah dilakukan di beberapa rute dan waktu tertentu.

Ikhsan mengatakan, penawaran harga lebih rendah dilakukan karena tingkat permintaan di beberapa rute penerbangan mulai normal. "Beberapa rute itu antara lain ke Denpasar, Yogyakarta, dan Surabaya," kata Ikhsan.

Berdasarkan informasi di laman resmi Garuda Indonesia, Ahad, tarif tiket dari Jakarta menuju Denpasar dijual mulai Rp 808 ribu. Sebelumnya, harganya mencapai Rp 1,3 juta. Sedangkan, tiket Jakarta-Sura baya dipatok mulai dari Rp 944 ribu dengan periode pemesanan dan perjalanan 13-20 Januari 2019. Sementara, tiket menuju Yogyakarta dijual mulai dari Rp 829 ribu dengan peri de pemesanan dan perjalanan 13-20 Januari 2019.

Ikhsan menambahkan, Garuda juga memberikan program pemberian potongan harga sebesar 25 persen kepada veteran, manula, dan pelajar. Garuda pun sedang mengkaji untuk memberikan potongan harga bagi para penjaga perbatasan dan para guru di pedalaman. "Ini dilakukan sebagai apresiasi Garuda Indo nesia atas dedikasi mereka kepada bangsa dan negara," ujar Ikhsan.

Tingginya harga tiket pesawat dikeluhkan masyarakat dari berbagai daerah. Harga tiket dinilai masih terlampau tinggi meskipun musim libur Natal dan tahun baru 2019 telah usai. Masyarakat pun ramai-ramai menandatangani petisi daring ber judul

"Turunkan Harga Tiket Pe sa wat Domestik Indonesia". Petisi yang dibuat seorang warga bernama Iskandar Zulkarnain sejak empat pekan lalu itu telah ditandatangani 171.324 orang hingga Ahad (13/1) pukul 19.00 WIB. ¦ ed: satria kartika yudha

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement